Saturday 22 October 2011

Menghitung Infiltrasi air hujan di Hulu Sungai Putih di Kaki Merapi

Menghadapi musim hujan di lereng Merapi berbagai cara dilakukan untuk mengetahui apa dan bagaimana banjir lahar dingin mendatang, termasuk melakukan berbagai penelitian baik dilakukan oleh ilmuwan dari Indonesia dan dari luar negeri.
Gunung Merapi adalah salah satu gunung paling aktiv di dunia, memang menarik untuk dipelajari dan diteliti, bahkan telah banyak ilmuwan dari seluruh penjuru dunia pernah melakukan penelitian di Merapi.
DR. Gonda adalah salah satunya, seorang ilmuwan bidang Pertanian dari Jepang ini tertarik untuk meneliti pengaruh erupsi merapi terhadap pertanian, terutama dengan adanya DAM yang banyak dibangun oleh Pemerintah dengan bantuan Jepang.
Menyusuri Sungai Putih dimulai dari PUD5 (Cek DAM paling atas di Sungai Putih) DR. Gonda  sangat serius mempelajari kondisi material merapi yang terbentang luas, sample-sample dikumpulkan untuk dibawa ke laboratorium. 

perbedaan orang jepang dengan orang indonesia, antara serius dan guyon (Mr. GOnda dan Pongky)


Pengukuran menggunakan Infiltrometer, nampak Herculles (ESDM Magelang) dan Mr. Gonda


ternyata aku masih kalah tinggi dengan Mr. Gonda, hiks.....


Pengukuran infiltrasi di bekas penambangan milik Lukas, bekas penambangan paling atas di kaki Merapi di bantaran Kali Sat Utara yang merupakan salah satu hulu Sungai Putih

Dengan alat Infitrometer menunjukkan bahwa infiltrasi air hujan ke dalam tanah untuk wilayah lereng Merapi (hulu Sungai Putih) besaran kecepatan infiltrasi 2mm/30detik - 6mm/30detik hal ini menunjukkan bahwa kecepatan resapan air hujan ke dalam tanah relatif kecil. Dengan curah hujan 20mm bisa kita artikan bahwa run off yang terjadi adalah 14 mm - 18 mm. Apabila kita hitung 14 x luas x durasi hujan maka jumlah air hujan yang mengalir diatas permukaan sebagai media pengangkut endapan material lahar dingin akan mempunyai volume yang cukup besar.
Jadi bisa disimpulkan bahwa prosentase air hujan yang turun teresap ke dalam tanah sekitar 15 persen dan 85 persen akan mengalir ke permukaan.

kondisi Sungai Sat Utara yang curam dan dalam dan penuh dengan material, siap meluncur ke hilir terbawa air hujan.

salah satu tebing di Sungai Sat Utara, lumayan tinggi diperkirakan mencapai 80meter tingginya

Dengan kondisi material saat ini yang masih cukup besar, dengan curah hujan yang lebat dan durasi yang cukup lama, bencana lahar dingin masih sangat mengancam warga di sepanjang bantaran Sungai Putih. 
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Mr. Gonda bisa juga dipakai sebagai gambaran bagaimana musim hujan mendatang akan menghasilkan banjir lahar dingin walaupun tujuan penelitian untuk pertanian.

rekomendasi kepada warga merapi agar selalu waspada dan waspada......

Ikut dalam Tim :
DR. Gonda dari Jepang
Mas Aris dari KOMDEV UGM Yogyakarta
Pongky dan Herkulles dari ESDM Kab. Magelang
Dayun dari Relawan OPRB Desa Jumoyo Salam Magelang






Monday 10 October 2011

Sungai Apu Salah Satu Penyumbang Lahar Dingin Sungai Pabelan

Kaliapu yang berhulu di puncak Merapi merupakan salah satu jalur penyumbang banjir lahar dingin di Sungai Pabelan. Kaliapu sebagian masuk wilayah Desa Klakah Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali sebagian lagi masuk wilayah Kabupaten Magelang. Kaliapu mempunyai kedalaman rata-rata 50an meter dengan lebar lebih dari 50 meter. 
Beberapa komunitas komunikasi pemantau banjir telah mengunjungi dan melihat secara langsung kondisi Kaliapu, terutama setelah terjadi banjir lahar dingin yang menghanyutkan ratusan rumah di sepanjang bantaran Sungai Pabelan.
Berikut adalah foto-foto kondisi Kaliapu yang diambil pada tanggal 9 Oktober 2011(klik gambar untuk memperpesar), bersama RAPI Wilayah Muntilan, Komunitas Komunikasi Baju Barat Pucungrejo Muntilan yang dipandu oleh Danang salah satu dari Empat Sekawan relawan pemantau dari Desa Klakah Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali.
Para relawan dari RAPI dan Baju Barat Muntilan mengamati longsoran tebing Sungai Apu


Dam yang berada di Desa Klakah jebol dihantam banjir lahar dingin musim hujan 2010


tampak berkaos hitam salah satu relawan Empat Sekawan yaitu Danang warga Dusun Desa Klakah Kecamatan Selo Kab. Boyolali, antusias bercerita keadaan sungai Apu dibagian hulu


Sungai Apu dengan kedalaman hingga mencapai lebih dari 50 meter dengan lebar lebih dari 100 meter
rawan longsor


Mas Pethul atau Mas Papang, salah satu anggota RAPI Muntilan sedang mengabadikan kegiatan mitigasi di Sungai Apu 

 Kedung Biru hulu sungai Apu, dinamakan Kedung Biru karena panorama di dasar sungai nampak biru karena sangat dalam dan curam, dengan material rapuh mudah longsor dan siap meluncur terbawa air hujan


Rata-rata tebing sungai Apu rawan longsor, kering dan rapuh, kandungan didominasi pasir dan batuan hasil erupsi lama 

Warga menggunakan jembatan bambu (sesek) untuk penyeberangan darurat karena jembatan offraid Dam jebol dan tidak bisa digunakan lagi , walau pengguna jalan harus extra hati-hati karena tanjakan dan turunan sangat curam dan licin


istirahat di rumah mas Danang Empat Sekawan dan beramah tamah. 

Dengan perkiraan material yang siap meluncur terbawa air hujan pada musim hujan mendatang sekitar 20an juta m3 dan kerusakan-kerusakan akibat banjir lahar dingin musim 2010, maka antisipasi banjir lahar dingin di Sungai Pabelan harus dimulai, hal ini dengan banyaknya warga yang secara sukarela melakukan survey di titik lokasi yang perlu diwaspadai, dan mereka akan melakukan pemantauan di bantaran sungai ketika terjadi banjir lahar dingin dan mengabarkan kepada saudara2 kita yang berada di bagian hilir atau di daerah-daerah rawan terkena banjir lahar dingin sehingga ketika banjir besar data maka relawan yang mendengarkan informasi dari bagian hulu akan langsung bisa mengevakuasi warga di bagian hilir.





poster-poster yang dibagikan pemerintah dalam menghadapi bahaya banjir lahar dingin

Thursday 18 August 2011

Excavator Beraksi, Pertambangan Rakyat merana


Penanganan lahar dingin di alur sungai di wilayah Kabupaten Magelang nampaknya kurang berjalan dengan mulus sesuai peraturan yang berlaku. Material galian C yang menumpuk di sepanjang alur sungai yang berhulu di Gunung Merapi memang bisa mendatangkan ratusan juta rupiah dalam waktu yang tidak lama, dan hal itu membuat para pengusaha tambang nekat melakukan penambangan ilegal dengan menggunakan alat berat (excavator), padahal yang diizinkan melakukan penambangan di alur sungai tersebut hanya untuk pertambangan rakyat (IPR) dan hanya menggunakan peralatan manual bukan alat berat.

lokasi: sungai putih di dusun nabin desa gulon kab. magelang


lokasi: dusun Pendem desa Jumoyo kab. Magelang 


lokasi: sungai putih, BongCino dusun Prebutan Gulon Salam Magelang 

Hal itu mengingat penggunaan alat berat (backhoe) di sungai untuk kegiatan penambangan dapat merusak alur sungai dan membahayakan pemukiman di sekitar sungai apabila musim penghujan datang.
Dengan alasan normalisasi para pemilik alat berat nekat melakukan penambangan ilegal, malah sekarang tanggul yang dibuat oleh BNPB mulai di keruk dengan alasan tanggul berada di atas lahan pertanian penduduk, karena terdesak kebutuhan tanggul yang merupakan pasir tersebut dijual oleh pemilik lahan bekerjasama dengan pemilik alat berat, padahal tanggul tersebut merupakan pengaman bagi aliran banjir. Dan jika di keruk tentunya aliran banjir lahar dingin bisa meluber dan menerjang pemukiman di sekitarnya.
Disinyalir keberadaan alat berat yang tanpa rasa takut dan bersalah tetap melakukan penambangan karena ada keterlibatan pejabat Magelang, karena setiap kali warga melapor tentang beroperasinya alat berat untuk penambangan tidak pernah ada tindak lanjut dari Pemkab. Magelang, sehingga alat berat makin bebas melakukan penambangan ilegal dan Pemkab. Magelang seolah mengesampingkan program yang pernah di gembar-gemborkan, bahwa tidak boleh ada alat berat melakukan penambangan di alur sungai dan hanya Ijin Pertambangan Rakyat yang di keluarkan dengan peralatan manual.
Tapi seperti itulah kenyataannya, sebagai rakyat kecil hanya bisa menyaksikan dan meratapi nasib di masa paceklik, sambil menunggu kebun-kebun salak berbuah satu atau dua tahun mendatang.

Monday 1 August 2011

Expedisi Merapi ala Relawan

Hari ini Sabtu, 30 Juli 2011 seperti yang telah direncanakan sebelumnya, Tim Expedisi Relawan OPRB Desa Jumoyo yang terdiri dari 3 personil akan menyusuri Sungai Putih di bagian hulu, tepatnya di atas PUD5. sungai Putih di jurangjero Wilayah Kecamatan Srumbung Kabupaten Magelang.
Expedisi kali ini merupakan kelanjutan expedisi minggu lalu yang mengambil rute dari Sungai Bebeng – Sungai Batang - Sungai Putih, namun karena keterbatasan peralatan sehingga tidak bisa menembus daerah yang dituju karena banyak peserta yang menggunakan sepeda motor bebek.

hla motor macam begini buat offroad menembus hutan dan sungai?? walah...kasian motornya bro... 
 
Salah satu tanggul pengendali banjir di hulu Sungai Putih tepanya di PUD5 Jurangjero, hampir jebol karena terhantam banjir lahar dingin terus-menerus, di sebelah atasnya tanggul juga sudah jebol.



Tepat pukul 08.00 WIB kami bertiga berangkat menggunakan 2 sepeda motor langsung menuju Jurangjero yang masih wilayah Kecamatan Srumbung, dari daerah tersebut kami memilih melewati rute alur Sungai Putih di pintu Dam PUD5.


Alur baru anakan sungai yang berhulu di bekas areal pertambangan Cakra (diatas Jurangjero), merupakan salah satu jalur penyuplai aliran material ketika banjir lahar dingin.

dua orang relawan OPRB Desa Jumoyo (Gundul dan Bagor) sedang beristirahat sambil mengamati kondisi material erupsi 2010 yang berpotensi menjadi banjir lahar dingin.
dengan ketinggian, pancaran radio panggil (HT) menjadi lebih luas, terlihat Tim Expedisi sedang berkomunikasi dengan induk yang berada di Mabes untuk melaporkan kondisi di Merapi, tampak di gambar adalah lokasi petak 36( lokasi eks penambangan galian C)

Tim expedisi berdiri di tepian hulu sungai Putih selatan/lama, material cukup tebal memenuhi lobang-lobang bekas penggalian pertambangan pasir di lokasi Cakra.

Karena tujuan expedisi adalah mengetahui kandungan material hujan erupsi merapi 2010 di sisi timur sungai Putih maka kami harus mencari celah aliran yang turun dari arah timur sungai sehingga bisa dilalui.
Kondisi di sisi timur sungai adalah areal bekas penambangan pasir menggunakan alat berat sekitar tahun 2000 an, sehingga masih nampak bekas-bekas kerusakan lingkungan yang sangat mengkhawatirkan terjadinya erosi, apalagi material abu vulakanik erupsi  masih sangat tebal dan labil, sehingga kalau terjadi hujan lebat akan terbawa air dan membawa material lain hanyut ke sungai Putih.

tebing curam banyak ditemui di alur hulu Sungai Putih, batuan besar berukuran puluhan meter menyangga material lain sehingga tidak longsor, nampak dua orang relawan berdiri diatas batuan besar disisi tebing yang curam

dasar alur Sungai Sat bagian timur, alur ini berhulu di daerah Cakra

 
pertemuan sungai di hulu Sungai Putih di sekitar Kandang Macan 

Kondisi dasar sungai Putih di bagian hulu, penuh dengan tumpukan material yang siap hanyut terbawa banjir lahar dingin, sementara longsoran-longsoran terus terjadi hampir setiap menit sehingga material terus menumpuk, apabila terjadi hujan dengan intensitas tinggi dan waktu yang lama maka dapat terjadi banjir besar dan akan memporak-porandakan apa saja di sepanjang aliran sungai Putih.

dengan kondisi yang kemarau cukup panjang, masih bisa ditemukan air di dasar sungai Putih di bagian hulu, bisa langssung diminum bro..., tapi yaaaah karena air persediaan habiiiisss... hahahaha...


hanya motor-motor seperti ini yang mampu menembus kerasnya medan di Merapi

Menyusuri dasar sungai Putih di bawah lokasi Cakra

 


 Tujuan kami adalah mengetahui kondisi material yang diperkirakan akan hanyut terbawa air hujan sampai ke bawah/ lahar dingin, karena dengan mengetahuinya maka akan menjadi lebih siap menghadapi kondisi banjir lahar dingin di musim hujan mendatang. Mudah-mudahan dari material yang masih berjuta-juta meter kubik erupsi 2010 tidak menghasilkan banjir lahar dingin yang besar, sehingga masyarakat bisa tenang memulihkan kondisi pasca erupsi yang sampai dengan saat ini masih mengalami masa paceklik.

Friday 15 July 2011

EXPEDISI SUROLOYO

  
dari kiri: Aan, Bagor, Vega, Pongky. posisi duduk: Prayit dan Gundul 

Suroloyo.. termasuk dalam deretan pegunungan menoreh, memanjang dari wilayah Magelang Jawa Tengah hingga Kulonprogo DIY. Dari ketinggian Suroloyo ini kita dapat melihat wilayah Yogyakarta hingga pantai selatan, juga dapat melihat panorama indah wilayah Magelang dengan candi borobudurnya. Di pegunungan ini banyak terdapat tower-tower stasiun relay radio amatir, karena dengan ketinggian pancaran frekwensi menjadi jauh, memakai HT yang hanya antena standard bisa menjangkau sampai Banjarnegara dengan sinyal yang penuh.
gambar-gambar yang di halaman ini adalah kegiatan dari Organisasi Pengurangan Resiko Bencana (OPRB) Desa Jumoyo Kecamatan Salam Kabupaten Magelang Prop. Jawa Tengah yang juga mempunyai stasiun relay (RPU) di pegunungan ini. Tim Expedisi yang beranggotakan 6 orang ditambah 2 orang pendamping yaitu Bang Mamat (RAPI Borobudur) dan Yusuf (warga setempat) melakukan pencarian lokasi yang tepat untuk mendirikan RPU (RPU sudah terpasang namun demi sempurnyanya pancaran masih mencari yang lebih rexonan) 


Tim berangkat dari titik kumpul Jumoyo jam 9.00 WIB memilih rute Jalan Raya Yogya - Magelang - jalan Pendem - Jembatan Gebayan (Sirahan) - Blongkeng - Jalan Wates - Jalan ke Suroloyo, menempuh jarak + 40 km kurang lebih 1,5 jam sampai di lokasi. Sepanjang perjalanan menyusuri pegunungan Suroloyo menyuguhkan pemandangan yang indah, sambil melihat perkampungan yang bertebaran di bawah sana, kelihatan menghijau hutan-hutan alami, dan tampak membiru kota-kota di Wilayah Yogyakarta.



Video dibawah nampak tim menuruni Bukit Kendil, salah satu puncak di pegunungan Suroloyo yang terbiasa dikunjungi wisatawan untuk sekedar melihat pemandangan dari puncak bukit.


 Sayang daerah ini belum dikelola dengan baik sebagai daerah tujuan wisata, padahal kalau dikelola dengan baik daerah ini ramai dikunjungi wisatawan, karena indahnya pemandangan SUROLOYO

Thursday 7 July 2011

Gaji ke 13 Tahun 2011 segera cair

  
Kepala DPU dan ESDM Kabupaten Magelang Ir. Haryono Yahmo

Sedikit lega setelah gonjang-ganjing kabar gaji ke-13 tahun 2011 akhirnya dalam waktu dekat akan cair, hal ini disampaikan oleh Kepala DPU dan ESDM Kabupaten Magelang Ir. Haryono Yahmo dalam sambutan apel pagi di halaman Kantor DPU dan ESDM Kabupaten Magelang Senin 4 April 2011 kemarin. Hal ini kemudian ditindaklanjuti dengan turunnya daftar gaji penerimaan gaji ke-13 pada siang harinya.
Walaupun kapan waktunya belum jelas mengenai penerimaan gaji ke-13 ini, namun para PNS di lingkungan Kantor DPU dan ESDM Kabupaten Magelang sudah bisa sedikit tersenyum, karena gaji ke-13 ini memang benar-benar diharapkan segera cair mengingat sebagian besar akan digunakan untuk membantu memasukkan anak-anak mereka ke sekolah lanjutan.
Disisi lain keberadaan gaji ke-13 ini menjadi polemik di beberapa daerah, karena pengucuran dana untuk hal tersebut berasal dari APBD, sehingga bagi daerah yang tidak mempunyai PAD yang cukup tinggi akan membebani anggaran bahkan ada daerah yang menyatakan defisit. Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa sekitar 70% dari anggaran diperuntukkan bagi gaji pegawai. Untuk kedepan diharapkan pemerintah pusat dapat membantu khusunya untuk gaji ke-13 berasal dari anggaran pusat sehingga untuk daerah yang kurang kaya tidak mengalami defisit anggaran.

Friday 1 July 2011

Kunjungan Merapi View Jogjakarta ke Markas Lahara Jumoyo Salam Magelang

Hari Rabu tanggal 29 Juni 2011 sekitar pukul 10.00 WIB rombongan relawan Merapi View tiba di Mabes Lahara Jumoyo, rombongan dipimpin Bang Yos. Rombongan terdiri dari Merapi View, Sigap Merapi dan Jogja Magelang Elektronik (JME). Disamping untuk temu darat, rencananya Bang Yos beserta rombongan juga akan melakukan kunjungan di titik-titik rawan bencana Erupsi Merapi dan akan melihat bagaimana kondisi terakhir warga masyarakat yang terkena dampak letusan Gunung Merapi. Hasil dari kunjungan tersebut akan dievaluasi daerah mana saja yang akan menjadi sasaran bantuan dari Merapi View.
Rencana awal dari kunjungan tersebut sebenarnya adalah wilayah Srumbung pasca erupsi, namun setelah berkeliling dan melihat langsung di daerah Desa Sirahan akhirnya rombongan memutuskan untuk membatalkan melakukuan kunjungan di Wilayah Kecamatan Srumbung, karena menurut Bang Yos lebih baik menggarap satu titik terlebih dahulu semaksimal mungkin, baru setelah tergarap akan dilanjutkan ke wilayah Srumbung atau wilayah lain yang membutuhkan bantuan.
 
Bang Yos nomor 3 dari kiri saat berfoto bersama dengan Relawan OPRB Desa Jumoyo (Lahara)

Tuesday 3 May 2011

BOOSTER HENRY 2002A

ZOEL-RADIO amateur radio station

Menduplex Kenwood TM-271A

Kenwood TM-271A

Alat komunikasi merupakan kebutuhan wajib bagi yang hidup di daerah rawan bencana, seperti saya yang lahir dan bermukim di lereng Merapi. Saling tukar informasi sesama warga di lereng Merapi tentang kondisi dan keadaan kebencanaan Gunung Merapi dapat secara cepat di terima warga, walaupun memang yang pegang pesawat radio HT di sekitaran Merapi banyak yang tidak mengkantongi izin.
Sebagai pemula, saya memang tidak begitu hobi memakai radio komunikasi tetapi karena kebutuhan informasi tentang Merapi dan erupsinya maka saya jadi ikutan untuk menggunakan perangkat komunikasi ini. Pertama saya memakai HT Alinco DJ-196 yang saya dapat dari tempat saya bekerja untuk ikut memantau setiap perkembangan aktivitas Merapi.
Alinco DJ-196

Beberapa hari yang lalu tepatnya tanggal 29 April 2011, saya membeli RIG Kenwood TM-271A untuk stanby dirumah karena untuk HT biasa saya gunakan untuk melakukan pemantauan di bantaran sungai, dan sebelumnya HT yang Alinco juga saya standby dirumah, tetapi repotnya ketika terjadi hujan dan baterai sudah digunakan untuk monitor takutnya kehabisan saat memantau sungai.
Ada cerita saat membeli Kenwood TM-271A, karena sebelumnya saya bersama teman saya akan membeli RIG ICOM IC2200 dan sehari sebelumnya saya sudah pesan 2 unit, tetapi setelah sampai di toko penjualnya hanya ada 1 yang ICOM IC2200 karena yang 1nya telah dibeli oleh pembeli lain. Sebetulnya saya agak kecewa tetapi ya sudahlah saya pilih alternatif lain yang sekelas yaitu Kenwood TM-271A.
Setelah sampai dirumah saya coba hidupkan Kenwood TM-271A saya coba berkomunikasi dengan rekan, katanya modulasinya agak kecil dibanding dengan ICOM V68 tetapi untuk ketajaman lebih menang TM-271A. Kemudian saya coba dengan rekan yang menggunakan HT Werwei antena standart (untuk antena saya pakai telex ketinggian dari tanah 6 meter), ternyata saya dapat menerima sinyal dari rekan saya itu 3 bar dan berkomunikasi dengan baik dengan rekan saya yang jauhnya 17km. Sedangkan sinyal dari Kenwwod TM-271A diterima full oleh HT Werwei rekan saya.

CARA DUPLEX KENWOOD TM-271A
Banyak yang bilang duplex (offset) Kenwood TM-271A sangat terbatas karena standart offset hanya tersedia dalam kelipatan 50, tetapi hal itu karena hanya terpancang pada cara duplex lewat menu offset, atau mungkin karena terbiasa menduplex dengan cara seperti itu. Ttetapi setelah saya baca baik-baik buku manualnya ternyata ada cara lain untuk menduplex yang non standard offset.
Caranya sebagai berikut:
  1. Masukkan frekwensi [tekan VFO] yang akan dijadikan output misal : 145.025, tekan tekan [F] putar tuning dan cari SFT untuk memasukkan + atau - nya (tergantung besar mana antara input dan outputnya, kalau besar inputnya maka pilih - kemudian simpan [tekan MR 2x]. misal di chanel 40
  2.  Tekan [F].
  3.  Masukkan frekwensi [tekan VFO] yang akan dijadikan input misal: 157.930, di SFT pilih + (langkah yang nomor 2 ini tidak perlu disimpan
  4. Tekan [F]
  5. Putar tuning menuju ke chanel dimana frekwensi output tadi disimpan di chanel 40
  6. Tekan [MR]  beberapa saat. Untuk mengetahui berhasil atau tidak tekan [F] kemudian tekan [MR].
hasil dari langkah-langkah diatas adalah :
kalau di pencet PTTnya maka akan tampil inputnya.

 Secara keseluruhan saya puas menggunakan Kenwood TM-271A karena daya pancar dan daya tangkap sinyal yang kuat, hanya untuk modulasi agak tertinggal dibanding produk ICOM bahkan dengan V68, tapi itu pendapat saya mungkin akan lain dengan pendapat orang karena setiap pengguna akan punya pengalaman yang berbeda-beda. Tentang keawetan tentunya harus didukung dengan banyak hal, dan kita tidak bisa mengatakan produk A, produk B, produk C cepat rusak, semua tergantung pemakaian.

Wednesday 20 April 2011

Peran Organisasi Pengurangan Resiko Bencana (OPRB)

Ancaman bencana sekunder pasca erupsi Merapi masih menghantui warga yang bermukim di bantaran-bantaran sungai yang berhulu di Merapi. Barak-barak pengungsian masih saja sesak oleh para pengungsi yang berasal dari dusun-dusun yang tertimbun material Merapi.
Setelah sekian lama menghuni selter (tenda) para pengungsi sekarang mulai bisa menempati huntara (rumah hunian sementara) sehingga diharapkan mereka bisa kembali menata kehidupan seperti sebelum terkena banjir lahar dingin walaupun sifatnya sementara. Mereka bisa masak sendiri, tanpa menggantungkan dapur umum pos pengungsian seperti ketika masih di selter.
Organisasi Pengurangan Resiko Bencana (OPRB) Desa Jumoyo dibentuk untuk membantu Pemerintahan Desa Jumoyo dalam hal pengurangan resiko bencana. OPRB ini beranggotakan Pamong Desa Jumoyo, Pemuda, PNS dan swasta, mereka tidak hanya dari intern masyarakat Jumoyo tetapi juga berasal dari luar Desa Jumoyo.



 huntara di Lapangan Jumoyo Salam Magelang, dihuni warga dusun Gempol Jumoyo yang dusun mereka kena terjangan lahar dingin beberapa waktu lalu










 pembongkaran shelter yang dilakukan oleh OPRB Desa Jumoyo, GP.Anshor di Lapangan Desa Jumoyo Kec.Salam Kab. Magelang pada Minggu, 17 April 2011










  Salah satu kegiatan OPRB Jumoyo adalah pemantauan sungai Putih, disaat mendung menggelayut mereka akan segera bergegas menuju titik pantau yang sudah disepakati untuk melaporkan cuaca dan kondisi disekitar titik pantau tersebut. gambar disamping adalah operator Bagor yang bertugas di Jurangjero, titik teratas pemantauan sungai Putih.








 Huntara siap huni, lengkap dengan MCK, korban banjir lahar dingin dapat memulai menata kehidupan dihuntara, walaupun sifatnya masih sementara







Relawan Desa Jumoyo yang tergabung dalam OPRB Desa Jumoyo diharapkan kesiapsiagaan dalam membantu masyarakat yang terancam bencana, seperti sekarang ini adalah ancaman bencana banjir lahar dingin yang entah sampai kapan akan berakhir, karena material yang berada di merapi masih banyak dan diperkirakan tidak habis dalam 3 musim hujan.









 

Wednesday 6 April 2011

Daftar Peristiwa Banjir Lahar Dingin Kali Putih Merapi 2010

 Menyikapi dengan banyaknya bencana akhir-akhir ini, mengingatkan kita agar selalu menjaga sikap dan perilaku sebagai umat beragama. Dimana agama apapun mengajarkan untuk selalu bersikap welas asih, saling menyayangi sesama juga selalu taat kepada Sang Pencipta. Menjaga kelestarian lingkungan disekitar juga merupakan salah satu upaya untuk menyelamatkan dunia dari kerusakan, menjaga agar ekosistem tetap seimbang sehingga alam tetap terjaga.
Disamping itu, pengaruh dari gelombang badai matahari juga menjadikan perubahan iklim di bumi secara signifikan, musim menjadi kacau, tercatat untuk tahun 2010 di Indonesia tidak terjadi kemarau. Gempa bumi juga tidak henti-hentinya menggoncang dunia terutama di wilayah cincin api seperti di Indonesia. Salah satu gempa dahsyat yang banyak menimbulkan kerusakan adalah gempa Bantul tahun 2006 menyebabkan ribuan rumah rusak parah, ribuan orang tewas dan tak kalah menarik bahwa akibat gempa di Bantul tersebut menyebabkan stok magma cair mengalir menuju ke Gunung Merapi.
Tahun 2010 tepatnya bulan Oktober dimulailah aktivitas Gunung Merapi yang dengan sangat cepat selalu meningkat aktivitasnya dan tanggal 26 Oktober 2010 Gunung teraktiv didunia ini meletus untuk pertama kalinya di tahun itu. Disusul pada tanggal 4 - 5 Nopember 2010 meletus dengan dahsyat dan memecahkan rekor letusan terdahsyat yang pernah terjadi dan korbanpun berjatuhan.

 
NO HARI, TANGGAL PERISTIWA
1 Selasa, 26 Oktober 2010 Gunung Merapi mulai meletus.
2 Rabu, 2 November 2010 Pasca erupsi, Kali Krasak mulai terjadi banjir kecil, dan dasar sungai pun mulai penuh sedimen.
   
3 Kamis, 4 November 2010 Kali putih banjir pertama (semua dam penuh material)Lahar dingin terjadi sebelum Merapi repusi. Banjir ini hanya memenuhi 15 dam. Yakni dam Cabe Kidul, Cabe Lor, Ngepos Salamsari, Jenglik, semua ada di kec. Srumbung.
   
   
   
4 malam Jumat 5 November Gunung Merapi meletus dahsyat.
5 Senin, 8 November 2010 Kali putih meluap, Dam Jengglik jebol dan terbentuk aliran ke Kali Batang) dan pabelan banjir besar (groundsill Kojorsemendi tergerus)
   
   
6 Selasa, 9 November 2010 Kali Pabelan banjir lahar dingin menyebabkan jembatan Srowol tergerus, dan dasar sungai turun 3 meter. Lahar dingin mulai berulah, menjebol dam Jengglik dan Ngepos lahar mengalami penyimpangan arus (overslah), sehingga aliran lahar masuk ke kali Batang yang menimbun 5 dusun di 2 desa, yakni Mantingan dan Salam kec, Salam.
 
 
 
 
 
7 Rabu, 10 November 2010 Kali Pabelan banjir lahar dingin (dasar sungai turun 5 meter).
8 Kamis, 11 November 2010 Kali Putih banjir lahar dingin (bendung Candi rusak)
9 Minggu, 14 November 2010 Kali Putih banjir lahar besar (aliran lahar overslah ke Kali Batang, Cekdam Ngepos, PU-DPU- D4, PU-D3 rusak.) akibatnya tiga bendung Kali batang di Desa mantingan salam rusak.
   
   
   
10 Sabtu, 20 November 2010 Kali Putih banjir lahar dingin (jembatan Gempol mulai tertutup sedimen, tanggul kali Putih di Dusun Ngaglik, Srumbung putus).
   
11 Selasa 23, November 2010 Kali Batang banjir lahar dingin lahar menggenangi 30 hektar sawah.
   
12 Rabu, 24 November 2010 Kali Putih banjir lahar dingin menyebabkan bendung druju di Dusun Sabrangkali, Desa Blongkeng, kec ngluwar tergerus
 
13 Rabu, 1 Desember 2010 K.Putih dan Kali Pabelan banjir lahar dingin (jembatan Srowol putus)
14 Kamis, 2 Desember 2010 Banjir terjadi di Sungai Putih kapasitas sedang,kopimix kental
15 Minggu, 5 Desember 2010 Kali Putih banjir lahar dingin, ini menyebabkan jalur Magelang - Jogja putus. Dusun Salakan desa Sirahan mulai tergenang banjir.
   
16 Rabu, 8 Desember 2010 Kali Putih kembali banjir lahar, menjadikan jalur Magelang - Jogja tertutup pasir setinggi 2 meter.
 
17 Kamis, 9 Desember 2010 Kali Putih banjir lagi, pemakaman Sirahan mulai tergerus dan 15 jazad hilang.
   
18 Kamis,23 Desember 2010 Kali Putih banjir sekitar habis magrib kapasitas sedang
19 Senin, 3 Januari 2011 Lagi-lagi Kali Putih banjir lahar dingin, jalur utama putus lagi. Sedangkan dusun Gempol mulai terendam material vulkanik. Warga bayak diungsikan.
   
   
20 Minggu, 9 Januari 2011 Kali Putih banjir lahar dingin- jalan raya tertimbun material lagi. Dusun gempol mulai rata dengan tanah. Demikian juga 10 dusun di desa Sirahan.
 
 
21 Minggu, 23 Januari 2011 Kali Putih banjir besar lagi. Jalan raya kembali tergenang dan 14 dusun di desa sirahan terkena banjir lahar. Hanya dua dusun yakni dusun Precetan dan Ngemplak Kidul yang aman dari lahar. Dari 3.407 warga 3.066 diantaranya menjadi pengungsi.
   
   
   
22 Minggu, 9 Februari 2011 pukul 20.25 s.d 21.10 WIB di K. Putih yang tercatat di Pos Ngepos dengan ketinggian mencapai 1,5 m
 
23 Jumat, 4 Maret 2011 banjir di Kali Putih pada pukul 16:30 WIB dengan ketinggian 2 m
24 Sabtu, 19 Maret 2011 Banjir kembali terjadi di k.Putih merendam areal persawahan desa Sirahan
 
25 Senin, 21 Maret 2011 pada pukul 15:38 WIB terjadi banjir lahar di K.Putih dengan ketinggian mencapai 1.5 m, pada pukul 16:16 WIB jalan Yogya –Magelang ditutup, warga krapyak diungsikan ke gajahan gulon
   
   
26 Rabu, 30 Maret 2011 Kali Putih Banjir kapasitas sedang, Kali Pabelan banjir besar krn Kali Senowo,Apu dan Tringsing banjir besar bersamaan mengakibatkan jembatan Pabelan di Tangkilan hanyut shg jalur dari jogja ke magelang putus
 
 
 
27 Minggu, 3 April 2011 Kali Putih banjir kapasitas sedang, meluap ke persawahan dsn Dowakan Jumoyo . Malamnya terjadi lagi banjir di Senowo
   
update 5 April 2011, ESDM MGL