Friday 23 November 2018

Review Kamera Smartphone Samsung A6

Teknologi handphone atau smartphone dari waktu ke waktu telah mengalami peningkatan yang sangat signifikan, dulu memasukkan gambar / foto kita ke dalam handphone sebelum era handphone ber kamera adalah suatu kebanggaan dan sering kita pamerkan ke teman-teman kita, tetapi kini hal tersebut sudah bukan hal yang membanggakan karena semua smartphone sudah menyertakan kamera.

Samsung A6 (gambar diambil dari website samsung)
Saat ini hal yang membedakan semartphone adalah pada kualitas dan bukan pada kelengkapan karena banyak sekali smartphone dengan fasilitas super lengkap tetapi tidak dibarengi dengan kualitas. Fasilitas yang sering dipakai pada smartphone adalah kamera, setiap orang yang menggunakannya pasti sering menggunakan kamera, entah sekedar memfoto selfi, keluarga, lokasi yang dikunjungi hingga memaksimalkan kemampuan kamera smartphone nya.

Kali ini saya akan mencoba mereview kamera Samsung A6 (maklum hanya kuat membeli smartphone yang level ini. kredit lagi..hahaha..). Samsung A6 mempunyai kamera depan belakang 16 mp (ulasan lengkap cari di google aja ya). Saya mencoba beberapa kali mem foto objek di malam hari dan objek bergerak hasilnya sangat bagus.
Foto diambil dengan cahaya minim
diambil dengan cahaya sedang
diambil siang hari dengan cahaya agak redup

sepeda motor dengan kecepatan sekitar 50 - 60 km/jam dapat ditangkap kamera dengan baik dengan jarak pengambilan sekitar 50 meter dari objek
kamera depan untuk selfi dengan efek bokeh juga terlihat
Secara umum foto hasil kamera Samsung A6 memuaskan


Saturday 10 November 2018

Pertama kali berkunjung ke Pulau Bali bagian III

Seminyak, Nopeember 2018. Hari ke tiga berada di pulau Bali masih dalam rangka mendampingi DPRD Kabupaten Magelang, yaitu ke Pemerintah Kota Denpasar tepatnya di Kantor DPRD Kota Denpasar.

Agenda selanjutnya adalah ke Kantor Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kota Denpasar, namun kunjungan ini tidak dengam DPRD, hanya kami saja.

Hari Jumat, hari yang pendek, setelah kunjungan kerja selesai, kami menuju ke JOGER, jaraknya dari kota Denpasar sekitar 36 km kira-kira 45 menit perjalanan, agak macet sih.. . Karena waktu sudah menunjukkan pukul 11.48 WITA, sesampainya di JOGER harus cari masjid dulu, dan alhamdulillah ada masjid disekitar situ.

JOGER adalah semacam toko besar yang memproduksi sendiri barang2 jualannya diantaranya kaos, celana, sandal, sepatu dan pernak-pernik lainnya. Harganya untuk kaos, celana pendek, jaket hoodi di kisaran 130 -170 ribu.

Untuk yang lebih murah ada juga, bukan di JOGER tapi di deretan toko di seberang jalan. Harganya mulai 11 ribuan.

Dari JOGET mampir ke pusat oleh-oleh KRISNA. Disini juga banyak pernak-pernik dan makanan khas bali, harganya terjangkau, mulai 15 ribuan. Ada pie susu, dodol salak, kopi bali, baju celana, patung kayu, perhiasan perak dan banyak lagi. Krisna ada di beberapa tempat, tapi ga hafal daerahnya, kalau yang saya kunjungi ini masih di badung.

Terakhir sambil pulang ke hotel mampir dulu ke pantai Seminyak, di pantai ini banyak hotel-hotel yang berada di tepi pantai. Di kejauhan dapat melihat patung garuda wisnu kencana dan bandara ngurah rai. Di Pantai Seminyak ini banyak sekali turis mamcanegara, berbikini ria. Klo malam suara musik dari kafe bersahutan, orang-orang duduk di pantai yang disediakan oleh kafe tersebut.

Thursday 8 November 2018

Pertama kali berkunjung ke Pulau Bali bagian II

Seminyak,Bali. November 2018. Setelah memginap semalam di Pulau Dewata, yang sebelumnya telah saya ceritakan pengalaman terbang yang mendebarkan kini saya mau bercerita sedikit kegiatan hari pertama.
Seperti tujuan saya di Bali adalah mendampingi komisi DPRD Kabupaten Magelang untuk Studi Komparasi ke Pemerintah Daerah Kabupaten Gianyar dan Kota Denpasar. Hari ini di jadwalkan ke Kabupatrn Gianyar, untuk tempatnya di Kantor Bappeda dan Litbangda Kabupaten Gianyar.
Perjalanan dari hotel saya menginap di tempuh dengan mobil sewaan dan di setir sendiri, menempuh waktu kurang lebih 1 jam. Acaranya dari pukul 09.00 s/d 13.00 WITA dengan hasil cukup menarik yang nantinya akan menjadi bahan referensi di Kabupaten Magelang.
Setelah acara selesai, mumpung di Bali, gunakan waktu sebaik-baiknya, apalagi kalau bukan berwisata.
Tujuan wisata kali ini adalah Desa Panglipuran di Kabupaten Bangli, cukup jauh sih jaraknya dari Kabupaten Gianyar, waktu tempuh sekitar 1,5 jam ke arah utara. Di sepanjang perjalanan kuperhatikan rumah-rumah yang tertata rapi sekaligus religius, karena di setiap rumah pasti selalu ada semacam pura baik ukuran kecil ataupun besar dan hampir semua rumah ada pagarnya. Ada hal yang menarik lagi yaiti anak-anak sekolah memakai pakaian adat Bali, baik SD,SMP maupun SLTA (entah pas hari itu atau hari-hari biasa,kurang tau).


Sesampainya di Desa Panglipuran, tersaji sebuah perkampungan wisata dengan rumah-rumah yang padat tetapi ditata dengan sangat baik lengkap dengan bangunan untuk bersembahyang di setiap rumah.


Tak ketinggalan di setiap rumah difungsikan untuk berjualan, baik makanan maupun pernak-pernik oleh-oleh khas Bali. Di ujung kampung terdapat satu Pura besar yang berada paling tinggi datarannya. Jalan kampung tidak boleh dilewati kendaraan dan hal itu dipatuhi juga oleh warga kampung tersebut.


Setelah puas mengexplorasi Desa Wisata Panglipuran, sayapun turun dan menuju tempat wisata yang lain yaitu di Pantai Pandawa di pesisir selatan Pulau Bali.


Dengan menempuh jarak sekitar 50 km dari Desa Panglipuran sampailah di pantai tersebut dengan melewati Kampus Universitas Udayana dan Patung Garuda Wisnu.


Kondisi alamnya hampir sama dengan pantai-pantai di Kabupaten Gunung Kidul provinsi DIY yaitu pegunungan kapur, sehingga mengasilkan pantai dengan pasir putih. View nya sangat bagus, tebing-tebingnya ditata sedemikian rupa, di sepanjang jalan masuk terdapat patung-patung dewa berukuran besar. Tempat parkir cukup luas dan bersih, selanjutnya pengunjung bisa menikmati sunset di sore hari, atau menyewa kano yag tersedia.


Menghabiskan hari ini sambil perjalanan pulang, mampir dulu di Garuda Dewa Wisnu yang berjarak 3 km dari Pantai Pandawa. Tempat tersebut belum lama dibangun, dengam objek utama sebuah patung raksasa berlapis tembaga, tetapi sayangnya hari keburu malam sehingga tidak jadi masuk, hanya sempat foto-foto di parkiran.


Sobat.. sampai disini dulu ya, soalnya badan capek ingin segera kembali ke hotel.

Wednesday 7 November 2018

Pertama kali berkunjung ke Pulau Bali bagian I

Akhirnya kesampaiam juga mengunjungi Pulau Bali, salah satu tujuan utama wisata kelas dunia. Kesempatan itu kudapat setelah atasan menugaskan aku untuk ikut mendampingi dewan. Tiba waktunya berangkat, menggnakan transportasi pesawat terbang. Berangkat dari bandara Adisucipto Jogjakarta menuju bandara Ngurah Rai Denpasar Bali.

Memang bukan pertama kali naik pesawat terbang, tetapi kali ini mendapat pengalaman menegangkan naik pesawat. kali ini saya naik Air Asia, pesawar masih bagus, dengan awak yang ramah dan cantik cantik menyapa setiap penumpang yang masuk ke dalam pesawat Jadwal penerbangan tepat waktu, take off pun berjalab lancar, namun ketika akan memasuki ketinggian normal, tiba-tiba pesawar terguncang-guncang, seperti mobil melewati jalanan tidak rata, kadan oleng, kadang naik turun hingga suatu ketika tiba turun vertikal dengan cepat seperti di banting, haduh... jantung bener-bener mau copot, hampir semua penumpang histeris. Hal tsb membuat perjalanan udara terasa amat lama, karena goncangan-goncangan kecil sering terjadi hingga mengingatkan kecelakaan pesawat Lion Air  JT610 beberapa waktu lalu, tapi alhamdulillah.. semuanya aman, dan sampai tujuan dengan selamat.
Perasaan lega sekali setelah menginjakkan kaki di tanah pulau, bali dengan perjalanan yang menegangkan. Aku sempat bertanya kepada kawanku, ttg kejadian tadi, kata kawanku itulah yang dinamakan turbulensi, hal tsb biasa dalam penerbangan.
Dah cukup disini dulu ceritaku, nanti disambung lagi