Monday, 25 November 2019

Jalan-jalan ke Pulau Madura III

Setelah makan siang di Bebek Sinjay, saya mencoba menyusuri jalanan pedesaan di wilayah Kabupaten Bangkalan, rute ini sebenarnya merupakan jalan menuju ke Bukit Jaddih. 

perjalanan menuju bukit jedih 

Seperti pada umumnya jalanan di pulau jawa, memasuki jalanan desa-desa sudah ber aspal walaupun tidak sehalus jalan utama namun cukup bagus, Mungkin karena tidak begitu jauh dari pantai, maka suasana alam pantai masih terasa, yaitu dataran rendah berpasir laut bercampur batuan kapur. Yang membuat agak terkejut adalah banyaknya kebun salak, sehingga menyusuri jalanan tersebut serasa berada di daerah Merapi Jawa Tengah, yang berbeda hanya suhu/hawa nya agak gerah. Selain itu rumah-rumah penduduk umumnya tembok dengan halaman yang luas dan hampir tidak ada rumah tidak layak huni (RTLH). Sebenarnya ingin menemukan bentuk rumah asli Madura namun tidak menemukan, hampir semua sudah berbentuk modern.
lokasi Bukit Jedih

Setelah sekitar 30 menit perjalanan akhirnya sampai juga di Bukir Jedih, untuk memasuki wilayah bukit jedih terdapat pungutan yang dilakukan warga kampung (mungkin pungutan liar, soalnya tidak ada karcis), yaitu begitu masuk kampung (keluar dari jalur aspal) disitu sudah menunggu 2 orang pemuda minta pungutan dengan menggunakan bakul plastik, tidak memathok harga seikhlasnya .(waktu itu saya kasih Rp.7.ribu, )


Dari pos Pungutan Liar menuju  lokasi sekitar 300 meter dengan jalan khas jalan tambang, bergelombang tidak karuan dan di Lokasi tersebut di pungut lagi dengan mematoh harga Rp. 20.000,- untuk mobil. Tidak tahu apakah pemungut berasal dari desa atau dari pemilik tambang, soalnya ternyata lokasi ini merupakan lokasi tambang kapur yang masih aktif, walaupun tidak begitu besar.

bekas galian tambang


Agak kecewa sebenarnya, karena apa yang di terlihat di media-media online tampak bagus ada danau nya, tetapi yang ada adalah aktivitas tambang batu kapur dengan alat-alat beratnya, truk-truk pengangkut hasil tambang Pas saya ke lokasi sepi banget hanya ada mobil saya dan 1 lagi mobil pengunjung, itupun sepertinya pemilik tambang. Sepertinya tidak sesuai dengan tarip/pungutan segitu karena tidak menyuguhkan apa-apa kecuali jalanan offroad (tidak cocok utk mobil sedan) ,suara deru alat berat dan debu batu kapur.

berikut video perjalanan blusukan menuju Bukit Jaddih





Jalan-jalan ke Pulau Madura II

Postingan saya ini merupakan cerita lanjutan ketika saya berada di Pulau Madura Propinsi Jawa Timur. Kali ini saya akan mencoba kuliner yang berada di pulau ini, berhubung sudah jam makan siang, maka saya pilih yang bisa bikin perut kenyang. Ok kita pilih saja masakan Bebek Sinjay, waw menggoda bukan? apalagi disaat suasana perut jam 12 siang, alias keroncongan pasti akan membuat perut ini tambah tergoda akan aroma gurih Bebek Sinjay. 



Warung makan yang berada di pinggir jalan utama menuju Kota Bangkalan tepatnya di Jalan Raya Ketengan No.45, Junok, Tunjung, Kec. Burneh, Kabupaten Bangkalan. Warung Makan berwarna dominan merah berukuran besar yang dapat menampung ratusan orang dengan area parkir yang luas berada di belakang Warung Makan. Toilet juga tersedia sekitar 8 kamar toilet.



Menu yang disediakan ada Bebek Goreng Bebek Bakar Ayam Goreng Ayam Bakar dengan minuman beraneka ragam mulai dari Teh, Jeruk hingga Kelapa Muda. Untuk dapat menikmati masakan di warung ini kita harus pesan dengan cara antre di loket pesan apa trus langsung bayar cast kasir, standar lah untuk harga, 25 ribu untuk 1 porsi, belum sama minum harga segitu.


Untuk rasa, tidak ada yang istimewa sebenarnya hanya dagingnya empuk tidak alot, sambalnya lumayan pedas gurih, porsi nasinya cukuplah tidak sedikit tapi jg tidak banyak... sedang-sedang saja alias pas di perut.
Nah... itulah pengalamanku makan siang di Madura, selanjutnya blusukan ke kampung sekitar bangkalan di postingan selanjutnya.


Friday, 22 November 2019

Surga Selfi Museum Angkut Kota Batu Malang

Kali ini saya berkesempatan mengunjungi salah satu obyek wisata di Kota Batu Malang Jawa Timur, yaitu Museum Angkut. Untuk sampai kesana rute nya cukup mudah, dari Surabaya lewat Tol langsung ke Kota Batu dengan dipandu GPS di HP tidak akan nyasar. 


Museum angkut buka dari jam 12.00 WIB sampai dengan pukul 21.00 WIB, dengan tiket Rp.100 ribu per orang rasanya tidak begitu mahal ketika anda sudah masuk dan melihat isi museum. Ratusan mobil antik berbagai merk mulai tahun 1920an, kondisi mobil-mobil yang terpajang benar-benar istimewa bahkan ada yang nyaris seperti baru..hahaha... (penilainku sih).


Sebenarnya lahannya tidak begitu luas, tetapi rasanya tidak akan cukup 1 hari untuk menikmati koleksi museum karena banyak sekali spot-spot untuk ber selfi ria atau sekedar foto-foto bersama. Apalagi mobil-mobil antik tersebut di pajang di spot yang disesuaikan dengan latar belakang pada zamannya. 


Terdapat beberapa spot yang disetting tempo dulu, sperti kawasan pecinan, betawi, kota di Amerika, gang di eropa (Paris dan London), pelabuhan, stasiun kereta api, pasar yang lengkap dengan warung-warung makan (disetiing tempo dulu dan warung beneran, kita bisa jajan dan makan seolah kita masuk ke tempo dulu). uniknya lagi, terdapat semacam kafe dengan organ tunggal dengan penyanyi yang menyanyikan lagu-lagu tempo dulu, mungkin era 50-70an.



Pokoknya tidak akan nyesel deh keluar 100ribu untuk menikmati museum ini, betah untuk ber lama-lama di dalamnya. Berikut beberapa foto yang sempat aku abadikan:











Tuesday, 19 November 2019

Jalan-Jalan ke Pulau Madura I

Pulau Madura terletak di Propinsi Jawa Timur, untuk sampai ke pulau tersebut sekarang sudah terhubung oleh jembatan Suramadu. Kali ini saya akan berkunjung ke salah satu kabupaten di Pulau Madura, yaitu Kabupaten Bangkalan. Berhubung agak mendadak dan tanpa rencana maka yang saya tuju adalah Masjid Agung Bangkalan, acak saja searching di google map.


Untuk sampai ke Bangkalan, dari Jembatan Suramadu dapat ditempuh kurang lebih 30 menit berjarak 24 km. Jalan utama aspal halus, cukup lebar dan lengang, tidak seperti jalanan utama di daerah-daerah pulau jawa yang ramai penuh kendaraan. 

 
Jalanan menuju Bangkalan dari Jembatan Suramadu

Masjid Agung Bangkalan terletak di pusat kota Bangkalan, termasuk masjid tertua di kota ini (silahkan browsing di internet). Di depan masjid terdapat alun-alun cukup luas yang disekelilingnya banyak pepohonan rimbun sehingga enak untuk sekedar istirahat. Masjid Agung Bangkalan memiliki tiang penyangga sebamyak 16 buah, 2 menara, serambi luas, bedug besar dan fasilitas toilet.

Ruang Utama Masjid

Bedug Masjid Agung

Serambi luas

Salah satu menara masjid

Tidak banyak yang saya tulis untuk Masjid Agung ini, karena mampirnya cuma sebentar hehehe waktu terbatas banget soalnya, ga sempat nanya-nanya. Yang penting Sholat Dhuhur.... kemudian ke tempat lain di kota ini. (bersambung)