Monday, 31 October 2011

SATU MISI SATU SUARA, KEMANUSIAAN

Hari ini Minggu tanggal 30 Oktober 2011, Organisasi Penanggulangan Resiko Bencana (OPRB) Desa Jumoyo Kecamatan Salam Kabupaten Magelang bersama Kompaq Merapi, Peduli Merapi, Scotsa dan GRCC mengadakan kegiatan pengecatan batas ketinggian di setiap titik pantau banjir lahar dingin di Sungai Putih. Sebagai komunitas komunikasi yang secara bersama-sama melakukan pemantauan di sepanjang bantaran Sungai Putih, dirasa perlu menyatukan suara dalam penyampaian laporan kejadian banjir secara detail ke masing-masing pos induknya, hal ini agar tidak terjadi ketidaksamaan laporan sehingga masyarakat yang berada di sepanjang bantaran Sungai Putih tidak kebingungan dan resah terutama di daerah yang ditetapkan sebagai zona merah, seperti di Dusun Dowakan, Kemburan, Kemiren, Seloiring yang kesemuanya masuk Desa Jumoyo dan desa-desa bawah lainnya seperti Desa Sirahan Kecamatan Salam Kabupaten Magelang Jawa Tengah.
Titik pantau yang telah ditetapkan harus ada minimal 2 (dua) orang relawan untuk memantau banjir lahar dingin, mereka akan secara rutin melaporkan setiap terjadi hal-hal yang sekirannya membahayakan masyarakat di sepanjang aliran Sungai Putih melalui Frekwensi VHF (2meter band) HT. Dan untuk OPRB Desa Jumoyo laporan tersebut di link ke Frekwensi Radio FM di 107.10 MHz, sehingga warga masyarakat yang tidak mempunyai radio komunikasi HT bisa mendengarkan melalui radio FM.
Kegiatan penngecatan(penandaan ketinggian banjir) juga diliput wartawan dari ANTV.

Kang RJ sedang bergaya ala poto model....


insert: Kang RJ, Mbah Polo dan Om Geng melakukan pengukuran ketinggian untuk banjir lahar dingin di Jembatan Ngepos Sungai Putih di Kecamatan Srumbung Kab. Magelang

serpihan Dam yang jebol terkena banjir lahar dingin musim hujan tahun 2010 di Dusun Jengglik Desa Ngablak Kecamatan Srumbung, juga di beri tanda ketinggian aliran lahar dingin utk musim hujan tahun 2011

penandaan ketinggian di PUD4 Jurangjero, yang merupakan daerah pemantauan paling atas untuk Sungai Putih

insert: Kang RJ (OPRB), Gembel (peduli Merapi), yang sedang diShooting oleh wartawan ANTV di PUD4 Jurangjero

Menurut prakiraan jumlah material yang siap hanyut di Sungai Putih adalah 8 jutaan meter kubik, jumlah yang cukup besar dan mempunyai daya rusak yang tinggi, karena prakiraan komposisi banjir lahar dingin tahun ini 30% air dan 70%material.
Dengan keadaan inilah menggugah para relawan pemantau banjir untuk mempersiapkan segala sesuatunya dengan sangat detail agar laporan yang di siarkan lewat HT lebih valid dan kompak.

Saturday, 22 October 2011

Menghitung Infiltrasi air hujan di Hulu Sungai Putih di Kaki Merapi

Menghadapi musim hujan di lereng Merapi berbagai cara dilakukan untuk mengetahui apa dan bagaimana banjir lahar dingin mendatang, termasuk melakukan berbagai penelitian baik dilakukan oleh ilmuwan dari Indonesia dan dari luar negeri.
Gunung Merapi adalah salah satu gunung paling aktiv di dunia, memang menarik untuk dipelajari dan diteliti, bahkan telah banyak ilmuwan dari seluruh penjuru dunia pernah melakukan penelitian di Merapi.
DR. Gonda adalah salah satunya, seorang ilmuwan bidang Pertanian dari Jepang ini tertarik untuk meneliti pengaruh erupsi merapi terhadap pertanian, terutama dengan adanya DAM yang banyak dibangun oleh Pemerintah dengan bantuan Jepang.
Menyusuri Sungai Putih dimulai dari PUD5 (Cek DAM paling atas di Sungai Putih) DR. Gonda  sangat serius mempelajari kondisi material merapi yang terbentang luas, sample-sample dikumpulkan untuk dibawa ke laboratorium. 

perbedaan orang jepang dengan orang indonesia, antara serius dan guyon (Mr. GOnda dan Pongky)


Pengukuran menggunakan Infiltrometer, nampak Herculles (ESDM Magelang) dan Mr. Gonda


ternyata aku masih kalah tinggi dengan Mr. Gonda, hiks.....


Pengukuran infiltrasi di bekas penambangan milik Lukas, bekas penambangan paling atas di kaki Merapi di bantaran Kali Sat Utara yang merupakan salah satu hulu Sungai Putih

Dengan alat Infitrometer menunjukkan bahwa infiltrasi air hujan ke dalam tanah untuk wilayah lereng Merapi (hulu Sungai Putih) besaran kecepatan infiltrasi 2mm/30detik - 6mm/30detik hal ini menunjukkan bahwa kecepatan resapan air hujan ke dalam tanah relatif kecil. Dengan curah hujan 20mm bisa kita artikan bahwa run off yang terjadi adalah 14 mm - 18 mm. Apabila kita hitung 14 x luas x durasi hujan maka jumlah air hujan yang mengalir diatas permukaan sebagai media pengangkut endapan material lahar dingin akan mempunyai volume yang cukup besar.
Jadi bisa disimpulkan bahwa prosentase air hujan yang turun teresap ke dalam tanah sekitar 15 persen dan 85 persen akan mengalir ke permukaan.

kondisi Sungai Sat Utara yang curam dan dalam dan penuh dengan material, siap meluncur ke hilir terbawa air hujan.

salah satu tebing di Sungai Sat Utara, lumayan tinggi diperkirakan mencapai 80meter tingginya

Dengan kondisi material saat ini yang masih cukup besar, dengan curah hujan yang lebat dan durasi yang cukup lama, bencana lahar dingin masih sangat mengancam warga di sepanjang bantaran Sungai Putih. 
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Mr. Gonda bisa juga dipakai sebagai gambaran bagaimana musim hujan mendatang akan menghasilkan banjir lahar dingin walaupun tujuan penelitian untuk pertanian.

rekomendasi kepada warga merapi agar selalu waspada dan waspada......

Ikut dalam Tim :
DR. Gonda dari Jepang
Mas Aris dari KOMDEV UGM Yogyakarta
Pongky dan Herkulles dari ESDM Kab. Magelang
Dayun dari Relawan OPRB Desa Jumoyo Salam Magelang






Monday, 10 October 2011

Sungai Apu Salah Satu Penyumbang Lahar Dingin Sungai Pabelan

Kaliapu yang berhulu di puncak Merapi merupakan salah satu jalur penyumbang banjir lahar dingin di Sungai Pabelan. Kaliapu sebagian masuk wilayah Desa Klakah Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali sebagian lagi masuk wilayah Kabupaten Magelang. Kaliapu mempunyai kedalaman rata-rata 50an meter dengan lebar lebih dari 50 meter. 
Beberapa komunitas komunikasi pemantau banjir telah mengunjungi dan melihat secara langsung kondisi Kaliapu, terutama setelah terjadi banjir lahar dingin yang menghanyutkan ratusan rumah di sepanjang bantaran Sungai Pabelan.
Berikut adalah foto-foto kondisi Kaliapu yang diambil pada tanggal 9 Oktober 2011(klik gambar untuk memperpesar), bersama RAPI Wilayah Muntilan, Komunitas Komunikasi Baju Barat Pucungrejo Muntilan yang dipandu oleh Danang salah satu dari Empat Sekawan relawan pemantau dari Desa Klakah Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali.
Para relawan dari RAPI dan Baju Barat Muntilan mengamati longsoran tebing Sungai Apu


Dam yang berada di Desa Klakah jebol dihantam banjir lahar dingin musim hujan 2010


tampak berkaos hitam salah satu relawan Empat Sekawan yaitu Danang warga Dusun Desa Klakah Kecamatan Selo Kab. Boyolali, antusias bercerita keadaan sungai Apu dibagian hulu


Sungai Apu dengan kedalaman hingga mencapai lebih dari 50 meter dengan lebar lebih dari 100 meter
rawan longsor


Mas Pethul atau Mas Papang, salah satu anggota RAPI Muntilan sedang mengabadikan kegiatan mitigasi di Sungai Apu 

 Kedung Biru hulu sungai Apu, dinamakan Kedung Biru karena panorama di dasar sungai nampak biru karena sangat dalam dan curam, dengan material rapuh mudah longsor dan siap meluncur terbawa air hujan


Rata-rata tebing sungai Apu rawan longsor, kering dan rapuh, kandungan didominasi pasir dan batuan hasil erupsi lama 

Warga menggunakan jembatan bambu (sesek) untuk penyeberangan darurat karena jembatan offraid Dam jebol dan tidak bisa digunakan lagi , walau pengguna jalan harus extra hati-hati karena tanjakan dan turunan sangat curam dan licin


istirahat di rumah mas Danang Empat Sekawan dan beramah tamah. 

Dengan perkiraan material yang siap meluncur terbawa air hujan pada musim hujan mendatang sekitar 20an juta m3 dan kerusakan-kerusakan akibat banjir lahar dingin musim 2010, maka antisipasi banjir lahar dingin di Sungai Pabelan harus dimulai, hal ini dengan banyaknya warga yang secara sukarela melakukan survey di titik lokasi yang perlu diwaspadai, dan mereka akan melakukan pemantauan di bantaran sungai ketika terjadi banjir lahar dingin dan mengabarkan kepada saudara2 kita yang berada di bagian hilir atau di daerah-daerah rawan terkena banjir lahar dingin sehingga ketika banjir besar data maka relawan yang mendengarkan informasi dari bagian hulu akan langsung bisa mengevakuasi warga di bagian hilir.





poster-poster yang dibagikan pemerintah dalam menghadapi bahaya banjir lahar dingin