Beberapa minggu yang lalu saya tertarik untuk membeli sebuah handy talky (HT) walau sebenarnua nggak butuh-butuh amat. Sebenarnya yang ingin saya beli adalah HT yang ternama antara Icom, Yaesu dan Alinco, tetapi setelah dipikir-pikir kog "eman-eman duitnya" karena harga dan kebutuhan tidak sebanding, akhirnya pilihan ke HT buatan Tiongkok.
Browsingpun dimulai mulai yang harganya hampir sama dengan merk HT ternama sampai dengan yang paling murah. Merk-merk HT buatan Tiongkok yang beredar dipasaran antara lain Werwei, Vev, Olinca, Suicom, Vertek, SPC dan Boufeng, nah merk terakhir ini yang sekarang sangat banyak di pasaran karena harganya paling murah berkisar antara 100 ribu - 800 ribu.
Hasil cari-cari di toko online jatuhlah pilihan untuk membeli HT bermerk SCOM seri UV92 Pro dengan power RF max tertulis 7 watt dan baterai berkapasitas 5000 mAH, Frekwensi dual band. Menurut toko online tersebut HT Scom merupakan hasil kerjasana SCOM (Indonesia) dengan Boufeng (Cina). Akhirnya mantab untuk meminangnya dengan harga Rp.299.000.
Paket yang saya terima dari toko online |
Yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba, HT impian sampai dirumah dengan selamat, senang punya HT baru berharga murah. Dan saya akan mencoba mereview HT SCOM UV92 Pro sebagai berikut:
1. Bentuk Fisik
Secara fisik hampir sama dengan bentuk HT pada umumnya, berwarna hitam dan terkesan kaku namun tetap enak dan pas di genggam hanya saja sebenarnya saya tidak suka dengan bentuk HT ini terutama pada kisi-kisi speaker yang melengkung keatas sehingga terkesan tidak rapi dan tidak simetris terutama bagian tempat merk, akan lebih bagus jika kisi-kisi nya bergaris lurus. Bobot HT termasuk sangat ringan walau dengan kapasitas baterai yang besar yaitu tertulis 5000 mAH.
Yang agak aneh, sebuah produk internasional tetapi merk hanya ditempel pakai kertas dan mudah sekali dikelupas, informasi teknis seperti kapasitas baterai dan spesifikasi HT juga hanya tempelan kertas yang juga mudah dikelupas.
Tulisan SCOM mudah dikelupas karena hanya stiker dari kertas |
Layar tidak terlalu luas, 2 frekwensi ditampilkan semua, atas bawah bisa untuk UHF maupun VHF.
Boks tertulis merk Profesional, dan tidak ada tulisan SCOM, manual book bukan kopian dan tidak terdapat tulisan SCOM,di dalam manual book tertulis Power RF 5 watt hal ini berbeda dengan yang tertulis di HT.
Informasi spesifikasi HT |
Charger juga tidak terdapat tulisan SCOM, bobotnya ringan, kalau buat nge Cas led berwarna hijau, kalau tidak ngecas led akan kedip2, persis sama seperti charger aki buatan teman saya.
2. Spesifikasi dan Menu
Menu pada HT ini cukup lengkap, sama seperti HT lain, diantaranya menu
Offset(fasilitas duplex), Delete Frekwensi,
Add Frekwensi (menyimpan), Frequency Range: 136-174 /400-520MHz
Dual-Band Display, Dual Freq. Display, Dual-StandbyDual Tombol PTT untuk transmit di frek A atau BDual TX/RX LED indicatorRX Audio LOUD & CLEAR128 Channels50 CTCSS and 104 CDCSSBuilt-in VOX FunctionFM Radio Receiver (65.0MHz-108.0MHz)Built-in LED BIG Reflector LED FlashlightHigh / Low RF PowerWide/ Narrow FM mode: 25KHz/12.5KHzEmergency AlertTime-out TimerKeypad LockChannel Step: 2.5/5/6.25/10/12.5/25KHzROGER Beep
3. Operasional
Untuk mengoperasikan HT ini cukup mudah, misalnya mau membuka memori agar dapat menyimpan frekwensi dengan menekan dan tahan tombol menu sambil HT di hidupkan, hal ini mirip dengan HT merk cina lainnya. Yang paling enak dengan HT ini adalah tersedianya dua tombol untuk transmit, jadi tidak perlu menekan tombol atas bawah untuk mengganti freksensi transmit.
Untuk pengecasan, tidak ada indikator di HT, baik dalam keadaan on maupun off dan tanda-tanda cas adalah pada charger.
Untuk menghidupkan Radio FM pencet tombol F, untuk senter pencet tombol M, tombol berada di samping. Untuk scan frekwensi radio pencet tombol
Secara keseluruhan HT ini bagus suara modulasi yang dihasilkan tidak "cemlunthung" malah cenderung midle treeble sehingga jelas diterima lawan bicara, micropone juga cukup peka dan tidak perlu teriak-teriak, jarak mulut ke HT 3 jari masih cukup keras modulasi yang diterima lawan bicara.
Menurut saya kalau kalau beli HT mending yang murah, maksimal Rp. 500 ribu, kalau lebih dari itu mending tambahin dikit dapat RIG walau bekas... hahahha... toh radio komunikasi bukan kebutuhan utama, yo ora pakdhe?? hihihihihi
Mantab review nya pak
ReplyDelete