Friday, 15 July 2011

EXPEDISI SUROLOYO

  
dari kiri: Aan, Bagor, Vega, Pongky. posisi duduk: Prayit dan Gundul 

Suroloyo.. termasuk dalam deretan pegunungan menoreh, memanjang dari wilayah Magelang Jawa Tengah hingga Kulonprogo DIY. Dari ketinggian Suroloyo ini kita dapat melihat wilayah Yogyakarta hingga pantai selatan, juga dapat melihat panorama indah wilayah Magelang dengan candi borobudurnya. Di pegunungan ini banyak terdapat tower-tower stasiun relay radio amatir, karena dengan ketinggian pancaran frekwensi menjadi jauh, memakai HT yang hanya antena standard bisa menjangkau sampai Banjarnegara dengan sinyal yang penuh.
gambar-gambar yang di halaman ini adalah kegiatan dari Organisasi Pengurangan Resiko Bencana (OPRB) Desa Jumoyo Kecamatan Salam Kabupaten Magelang Prop. Jawa Tengah yang juga mempunyai stasiun relay (RPU) di pegunungan ini. Tim Expedisi yang beranggotakan 6 orang ditambah 2 orang pendamping yaitu Bang Mamat (RAPI Borobudur) dan Yusuf (warga setempat) melakukan pencarian lokasi yang tepat untuk mendirikan RPU (RPU sudah terpasang namun demi sempurnyanya pancaran masih mencari yang lebih rexonan) 


Tim berangkat dari titik kumpul Jumoyo jam 9.00 WIB memilih rute Jalan Raya Yogya - Magelang - jalan Pendem - Jembatan Gebayan (Sirahan) - Blongkeng - Jalan Wates - Jalan ke Suroloyo, menempuh jarak + 40 km kurang lebih 1,5 jam sampai di lokasi. Sepanjang perjalanan menyusuri pegunungan Suroloyo menyuguhkan pemandangan yang indah, sambil melihat perkampungan yang bertebaran di bawah sana, kelihatan menghijau hutan-hutan alami, dan tampak membiru kota-kota di Wilayah Yogyakarta.



Video dibawah nampak tim menuruni Bukit Kendil, salah satu puncak di pegunungan Suroloyo yang terbiasa dikunjungi wisatawan untuk sekedar melihat pemandangan dari puncak bukit.


 Sayang daerah ini belum dikelola dengan baik sebagai daerah tujuan wisata, padahal kalau dikelola dengan baik daerah ini ramai dikunjungi wisatawan, karena indahnya pemandangan SUROLOYO

Thursday, 7 July 2011

Gaji ke 13 Tahun 2011 segera cair

  
Kepala DPU dan ESDM Kabupaten Magelang Ir. Haryono Yahmo

Sedikit lega setelah gonjang-ganjing kabar gaji ke-13 tahun 2011 akhirnya dalam waktu dekat akan cair, hal ini disampaikan oleh Kepala DPU dan ESDM Kabupaten Magelang Ir. Haryono Yahmo dalam sambutan apel pagi di halaman Kantor DPU dan ESDM Kabupaten Magelang Senin 4 April 2011 kemarin. Hal ini kemudian ditindaklanjuti dengan turunnya daftar gaji penerimaan gaji ke-13 pada siang harinya.
Walaupun kapan waktunya belum jelas mengenai penerimaan gaji ke-13 ini, namun para PNS di lingkungan Kantor DPU dan ESDM Kabupaten Magelang sudah bisa sedikit tersenyum, karena gaji ke-13 ini memang benar-benar diharapkan segera cair mengingat sebagian besar akan digunakan untuk membantu memasukkan anak-anak mereka ke sekolah lanjutan.
Disisi lain keberadaan gaji ke-13 ini menjadi polemik di beberapa daerah, karena pengucuran dana untuk hal tersebut berasal dari APBD, sehingga bagi daerah yang tidak mempunyai PAD yang cukup tinggi akan membebani anggaran bahkan ada daerah yang menyatakan defisit. Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa sekitar 70% dari anggaran diperuntukkan bagi gaji pegawai. Untuk kedepan diharapkan pemerintah pusat dapat membantu khusunya untuk gaji ke-13 berasal dari anggaran pusat sehingga untuk daerah yang kurang kaya tidak mengalami defisit anggaran.

Friday, 1 July 2011

Kunjungan Merapi View Jogjakarta ke Markas Lahara Jumoyo Salam Magelang

Hari Rabu tanggal 29 Juni 2011 sekitar pukul 10.00 WIB rombongan relawan Merapi View tiba di Mabes Lahara Jumoyo, rombongan dipimpin Bang Yos. Rombongan terdiri dari Merapi View, Sigap Merapi dan Jogja Magelang Elektronik (JME). Disamping untuk temu darat, rencananya Bang Yos beserta rombongan juga akan melakukan kunjungan di titik-titik rawan bencana Erupsi Merapi dan akan melihat bagaimana kondisi terakhir warga masyarakat yang terkena dampak letusan Gunung Merapi. Hasil dari kunjungan tersebut akan dievaluasi daerah mana saja yang akan menjadi sasaran bantuan dari Merapi View.
Rencana awal dari kunjungan tersebut sebenarnya adalah wilayah Srumbung pasca erupsi, namun setelah berkeliling dan melihat langsung di daerah Desa Sirahan akhirnya rombongan memutuskan untuk membatalkan melakukuan kunjungan di Wilayah Kecamatan Srumbung, karena menurut Bang Yos lebih baik menggarap satu titik terlebih dahulu semaksimal mungkin, baru setelah tergarap akan dilanjutkan ke wilayah Srumbung atau wilayah lain yang membutuhkan bantuan.
 
Bang Yos nomor 3 dari kiri saat berfoto bersama dengan Relawan OPRB Desa Jumoyo (Lahara)