Saturday, 4 May 2013

Tren Rindu Kepada Jaman Soeharto

Entah siapa yang memulai dan siapa yang membuat ide menuliskan kalimat-kalimat bernuansa kerinduan terhadap keadaan pada jaman pemerintahan Soeharto, seperti "Piye Kabare?? Enak Jamanku to??" atau "Tetep Penak Jamanku Ju..." disamping tulisan tersebut terpampang lukisan wajah mantan penguasa orde baru dan masih banyak tulisan-tulisan pengingat keadaan pemerintahan Presiden ke-2 RI yaitu Soeharto.

salah satu iklan tentang memori keadaan jaman orde baru
Yang jelas, kenapa masyarakat berani menuliskan hal tersebut? karena banyak orang yang beranggapan dan merasakan bahwa pada jaman era reformasi seperti sekarang ini arah kebijakan negara ini seperti tidak ada tujuannya, pemerintah dinilai gagal mengentaskan kemiskinan, gagal membuat negara ini lebih maju, gagal mengendalikan harga, gagal gagal dan gagal..., itulah penilaian rakyat. Para pejabat negara terlalu sibuk dengan urusan partai dan melupakan rakyatnya, rakyat hanya dipakai sebagai kendaraan untuk menuju kursi empuk lalu merampok duit negara, mereka sudah melupakan janji-janjinya pada waktu akan meruntuhkan orde baru, sehingga apa yang dirasakan pada masa orde reformasi tidak lebih baik dari orde baru, malah dinilai semakin parah. 

Tetapi apakah hal tersebut semuanya benar?? bukankan setiap sesuatu itu ada kelebihan dan juga ada kekurangannya??, yang biasanya kita hanya membandingkan kejelekan masa sekarang dengan kebaikan dimasa lalu yang didasari ketidakpuasan terhadap keadaan sekarang, sehingga kejelekan dimasa lalu tidak begitu nampak. Namun semua itu rakyat yang menilai, terutama pada masyarakat level bawah, dimana mereka sangat merasakan setiap perubahan terutama sektor ekonomi, betapa tidak dulu ada minyak tanah bersubsidi yang biasa digunakan masyarakat bawah untuk penerangan dan kompor, setelah subsidi dicabut rakyat dialihkan untuk memakai elpiji untuk memasak. Setelah mereka memakai elpiji sekarang pasokan elpiji untuk masyarakat sering tersendat, belum lagi traumatis masyarakat akan kompor elpiji yang meledak.

Namun disamping itu semua, kita harus memberi ruang dan waktu untuk mereka yang duduk sebagai pengambil kebijakan untuk membenahi kebobrokan negeri ini, kita kawal mereka, kita peringatkan mereka kalau salah arah, kita dukung mereka agar dapat membangun negeri ini dengan pikiran yang tenang sehingga suatu saat nanti negeri kita akan menjadi salah satu negeri yang kuat dan maju.