Wednesday, 7 November 2012

Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) Desa Banyuadem Kecamatan Srumbung Kabupaten Magelang

Pada era teknologi informasi seperti sekarang ini, akan tampak ketinggalan rasanya jika di suatu pelosok desa tidak terjangkau jaringan informasi seperti telepon, selular, internet dan masih banyak media informasi lainnya. Teknologi jaringan data antar komputer global atau yang dinamakan internet menjadikan semua  terhubung di seluruh dunia dengan syarat komputer/PC/tablet/media internet lain terkoneksi/terhubung ke internet melalui berbagai macam koneksi.

Desa Banyuadem yang masuk wilayah Kecamatan Srumbung Kabupaten Magelang, terletak di lereng Gunung Merapi sebelah baratm kira-kira 13 km dari puncak Gunung Merapi, pada ketinggian + 625 mdpl, berbatasan sebelah utara adalah Desa Ngablak, sebelah timur Desa Jerukagung di selatan berbatasan dengan Desa Kradenan dan sebelah barat berbatasan dengan Desa Srumbung. Desa Banyuadem terbagi menjadi 8 dusun, yaitu dusun Trolikan, dusun Cungkup, dusun Gambrengan, dusun Ganden, dusun Banyuadem, dusun Suruh, dusun Bakalan dan dusun Dadapwangi. Wilayahnya diapit dua sungai kecil sub DAS Putih yaitu sungai Gremeng dan Sungai Batang. Kedua sungai ini pernah teraliri banjir lahar dingin limpasan dari Sungai Putih. Mayoritas penduduknya adalah bertani dan berkebun, ada sebagian sebagai buruh, pegawai negeri, TNI ataupun polisi, namun berkebun adalah salah satu andalan penghasilan terutama kebun salak.

Disamping itu Desa Banyuadem juga merupakan salah satu desa penghasil Gula Jawa, karena hampir di tiap dusun pasti ada yang membuat Gula Jawa. Gula Jawa Banyuadem dikenal manis alami, renyah dan berwarna merah cerah.
Untuk mempromosikan hasil perkebunan dan pertanian terutama salak dan gula jawa ini Pemerintah Desa Banyuadem membentuk Kelompok Informasi Masyarakat atau disingkat KIM sebagai bentukan dari Diskominfo Kabupaten Magelang. Harapan dibenntuknya KIM ini produksi salak dan gula jawa Desa Banyuadem dapat terangkat dan peluang untuk dijual ke luar negeri sangat terbuka, mampu bersaing dan menjaga label dengan produk persalakan dari lain daerah.