Tahun lalu sekitar bulan Oktober 2011, Mr.Gonda seorang peneliti dari Jepang melakukan pengukuran infiltrasi di hulu sungai putih tepatnya di eks penambangan milik Lukas atau di daerah Bagor Putih berjarak kurang lebih 2 km dari Tugu Soeharto Jurangjero.
Tanggal 17 September 2012 Mr.Gonda kembali melakukan pengukuran infiltrasi ditempat yang sama. Perjalanan dimulai, kami bertemu di jembatan Ngepos sekitar pukul 10.00 WIB, Mr. Gonda bersama seorang mahasiswa asal jepang diantar oleh Prof.Dr. Joko Legono dari UGM dan Mas Irawan. Sebagai pemandu dari UGM Mas Harya, pemandu jalan seorang relawan Merapi Mas Dayun dan saya sendiri dari DPU dan ESDM Kab. Magelang.
Pukul 13.00 WIB kami sampai di PUD-5 Jurangjero, kendaraanpun harus ditinggal disitu karena untuk menyusuri sungai Putih harus jalan kaki. Sepanjang perjalanan hingga Cawang Sat Utara Sat Selatan material berupa pasir dan batuan sebesar kelapa memenuhi dasar sungai. Dikawasan ini saat ini tidak tersentuh penambangan karena dijaga 24 jam oleh Polhut TNGM. Sampai di Cawang membutuhkan waktu kurang lebih 30 menit jalan kaki, kemudian dari Cawang harus mendaki tebing untuk karena tempat penelitian dimulai dari atas Cawang. Dari Cawang menuju penelitian terakhir di Bagor Putih (eks penambangan milik Lukas) membutuhkan waktu sekitar 1,5 jam berjarak 750 meter, naik turun bukit menerobos semak belukar setinggi 3 meter.
|
PUD-5 Jurangjero menghadap ke arah Gunung Merapi |
|
Istirahat di Cawang Sat Utara-Selatan Kali Putih |
|
Mr. Gonda mempelajari struktur batuan tebing Sungai Putih di Cawang Sat Utara-Selatan |
|
Tebing Sat Selatan yang mencapai 50an meter rawan longsor |
|
Menembus semak belukar di ex penambangan sekitar Kandang Macan Jurangjero Srumbung |
|
Menyusuri tepian Sungai Sat Utara |
|
Pass...air mineral pas habis... |
|
Naik turun perbukitan yang cukup melelahkan dan menguras tenaga |
|
Pengukuran infiltrasi air menggunakan infiltrometer oleh Mr. Gonda di ketinggian 1.250 meter dpal |
Pukul 13.45 WIB, penelitian dirasa cukup, kamipun setelah berfoto-foto ria memutuskan segera turun. Rute diubah menyusuri sungai Sat Utara dengan menuruni tebing setinggi sekitar 30 meter, dan harus satu persatu dengan hati-hati karena tebing sangat rawan longsor.
|
Material erupsi Gunung Merapi terlihat di kaki gunung yang rawan sekali longsong |
Kondisi Sat Utara yang relativ sempit dengan kedalaman sekitar 30 - 50 meter dipenuhi material batu-batu besar, longsoran tebing terliat disana-sini membuat kami harus hati-hati. Pasir dan kerikil sangat kering dengan ketebalan injakan kaki di pasir sekitar 10 cm. Disepanjang sungai sampai Cawang sat utara sat selatan kondisinya hampir sama.
Untuk potensi banjir lahar dingin material masih potensial walaupun dari lokasi penelitian kebanyakan abu vulkanik sisa erupsi 2010 sebagian besar sudah tertutup tetumbuhan baik ilalang, semak belukar, rerumputan Kolonjono, lumut maupun pohon keras lainnya, namun kalau melihat lebih keatas di kaki Gunung terlihat material begitu banyak dan rapuh.
|
Dasar sungi Sat Utara |
|
Batu-batu besar mendominasi dasar sungai Sat Utara Kali Putih Jurangjero |