Wednesday, 12 September 2012

Tiga Tahun Pasca Erupsi Merapi 2010

Tanggul pasir yang dibangun BBWS-SO sebagai pengaman jika terjadi banjir lahar dingin, nampak bangunan rumah dusun Salakan yang sudah ditinggal pergi pemiliknya
 Tiga tahun tlah berlalu, erpusi Gunung Merapi 2010 menorehkan cerita yang akan terpatri dalam memori masyarakat yang hidup sekitar lereng Merapi, khususnya yang menyaksikan dan merasakan langsung dari awal tanda-tanda erupsi, kejadian erupsi dan pasca erupsi. Kisah ini akan ditulis dalam sejarah sepak terjang Gunung Merapi yang tentunya akan menjadi tolok ukur erupsi-erupsi Merapi di fase-fase letusan yang akan datang, karena erupsi tahun 2010 bukan merupakan kebiasaan Merapi. Letusan explosive 2010 menjadi catatan tersendiri karena di fase-fase sebelumnya Merapi tidak/belum pernah meletus seperti di tahun 2010 lalu.
Dusun Jetis Desa Salakan nampak dari tanggul pasir yang dibangun BBWS-SO
Kini pasca erupsi sudah mendekati umur tiga tahun, berbagai polemik muncul berkenaan dengan melimpahnya material galian pasir dan batu. Pasir Merapi yang termasuk bahan galian terbaik untuk bangunan tak urung menjadi rebutan antara antisipasi penyelamatan bencana banjir lahar dingin, bisnis dan ekonomi kerakyatan yang hingga kini hal tersebut berjalan dengan sendirinya.

Aktivitas penambangan menggunakan alat berat di tepi alur Sungai Putih yang merupakan tanggul pasir yang dibuat oleh BBWS-SO di Desa Seloboro Kecamatan Salam Kabupaten Magelang  (Agustus 2012)
Disamping bencana erupsi Merapi, kini warga di sekitar Merapi menghadapi bencana kekeringan yang penyebabnya berbagai macam, seperti rusaknya hutan Merapi, makin rendahnya dasar sungai akibat banjir lahar dingin (diakibatkan penambangan ilegal menggunakan alat berat yang sampai saat ini terus berlangsung) dan sumber-sumber air diambil untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga yang dahulunya sumber-sumber air tersebut menjadi pemasok air di sungai-sungai di musim kemarau.
Masyarakat hanya bisa berharap, apapun yang terjadi hari ini mudah-mudahan tidak menimbulkan efek buruk di kemudian hari.