Magelang, 10 Februari 2018. Kebutuhan transportasi keluarga saat ini
sudah menjadi kebutuhan pokok mengingat transportasi dinilai kurang
bersahabat, jarangnya angkutan kota yang mumpuni menjadikan
keluarga-keluarga membutuhkan kendaraan pribadi sebagai suatu pilihan.
Bagi orang yang cukup mampu akhirnya membeli kendaraan roda empat untuk
kebutuhan transportasi keluarga, walaupun bekas dengan berbagai
pertimbangan, terutama keuangan.
Salah satu jenis kendaraan roda
empat yang menjadi pilihan adalah jenis MPV karena mampu memuat banyak.
Tentunya karena uang cupet maka yang menjadi pertimbangan dalam
menentukan kendaraan MPV adalah purna jual dan ketersediaan suku cadang.
Salah satu MPV yang banyak disukai adalah Avanza atau Xenia.
|
Xenia Xi 2008 |
Beberapa
waktu yang lalu, saya akhirnya bisa membeli Xenia Xi tahun 2008,
sungguh suatu anugerah orang sepangkat saya bisa memiliki mobil yang
harganya 80 jutaan, ga nyangka wae lah, dan itu sungguh saya bersyukur
karena Tuhan benar-benar mengabulkan doa saya.
Xenia Xi 2008 punya saya beli dari teman kerja, tumpakan masih angler suspensi khas Xenia, agak keras mungkin karena memang dirancang untuk muat banyak, tidak gemlodak, tarikan masih mak nyus, irit 1 liter masih mampu menempuh jarak 16 km. Saya pilih yang Xi karena isi silinder 1.300 cc 4 cilinder vvti. Dulu pengin nya yang 1000 cc karena lebih irit lagi, tapi karena masukan beberapa teman akhirnya pilih yang Xi.
Ada cerita dalam proses pembelian mobil ini, yaitu sebelum dapat xenia ini, saya bermaksud tuker tambah dan saya serahkan seorang makelar kenalan saya. Karena harga nya tinggi saya pilih alternatif beli punya teman kerja saya. Berhubung karena sudah ada pembicaraan mengenai tukar tambah ke makeral tersebut akhirnya mobil saya sebelumnya (Suzuki Amenity) tetap saya serahkan ke makelar tersebut untuk di jualkan. Tapi nasihku memang sial, ternyata makelar tersebut malah kabur, mobil sudah dijual tetapi saya tidak di kasih uang penjualan mobil saya tersebut hingga saat saya posting artikel ini.
Pengalaman dengan hal itu, saya hanya mengambil hikmah, bahwa kita tidak boleh gampang percaya dengan orang terutama hal-hal yang berhubungan dengan DUIT, walaupun itu ibaratnya dengan saudara sendiri, kita harus minta jaminan.