Letusan Gunung Kelud 13 Februari 2014 melontarkan material abu vulkanik sedemikan jauh hingga Jawa Barat, di Provinsi Jawa Tengah yang terguyur abu vulkanik gunung Kelud meliputi Magelang, Boyolali, Purworejo hingga Cilacap dengan ketebalan bervariasi antara 0,5 hingga 1 cm tak terkecuali lereng Gunung Merapi.
Dengan adanya abu vulkanik yang menyelimuti lereng Merapi mengingatkan kembali akan erupsi Gunung Merapi beberapa tahun silam tepatnya Oktober 2010 dan pasca letusan Merapi, banjir lahar dingin yang di picu oleh abu vuilkanik menyebabkan beberapa cek DAM jebol dan mengubur dusun Gempol desa Jumoyo dan Desa Sirahan.
Potensi banjir lahar dingin akan terjadi lagi manakala adanya abu vulkanik, karena sifat abu vulkanik adalah sebagai pelicin bagi material-material ikutan. Kolaborasi air hujan dan abu vulkanik akan mampu menghanyutkan pasir dan batu-batuan yang berukuran besar. Abu vulkanik menyelimuti lereng Merapi akibat letusan Gunung Kelud dapat berpotensi menjadi pemicu banjir lahar dingin walaupun tidak sehebat banjir lahar erupsi gunung Merapi karena untuk saat ini material yang ada di sepanjang sungai yang berhulu di Merapi cenderung sudah habis. Belum lagi kubangan-kubangan dalam di alur sungai akibat penambangan menggunakan alat berat yang bisa berfungsi sebagai rem aliran material lahar dingin. Walaupun demikian, potensi tersebut harus tetap di waspadai jika terjadi hujan dengan curah hujan yang tinggi dan berlangsung lama. Kalau hal ini terjadi, banjir lahar dingin dahsyat tetap dapat terjadi karena jumlah kubangan tidak sebanding dengan material sisa penambangan yang berupa blanthak dan saat ini tumpukan blanthak berserakan di semua alur sungai yang berhulu di Merapi. Disisi lain tanggul dan bronjong yang dibuat BBWS banyak yang di "gogosi" oleh penambang, bahkan untuk tanggul campuran pasir dan blanthak rata-rata sudah di tambang habis oleh penambang alat berat, hal ini tentunya dapat memperparah keadaan apabila terjadi banjir lahar dingin pasca letusan gunung Kelud.
Penggogosan oleh penambang alat berat tidak hanya tanggul namun juga tebing-tebing alami juga ikut di gempur untuk diangkut materialnya seperti yang terjadi di sungai Senowo.