Sunday 21 April 2013

Membuat Peta Kontur Menggunakan Surfer

Wah..wah...wah... judulnya menyeramkan buatku, bukan karena apa-apa, hanya kurang pantas aja klo aku menulis artikel pemetaan, maklum aku bukan dari bidang keilmuan pemetaan. Posting ini hanya merupakan catatan aja karena baru aja mengikuti pelatihan membuat peta, jadi maklum klo tulisanku ini banyak yang salah.


Ok kita mulai, Surfer adalah sebuah program aplikasi untuk mengolah data-data koordinat pemetaan yang hasilnya secara umum adalah peta. Ukuran file Surfer cukup kecil hanya 95,5 Mb sehingga ringan dijalankan. Pertama kita buka aplikasi Surfer dan akan tampil seperti gambar dibawah ini.

antarmuka Surfer ketika pertama kali dibuka
kemudian untuk mengolah data koordinat klik Menu -->New-->Worksheet

tampilan worksheet pada surfer
untuk olah data ini, kita dapat mengisikan langsung ke lembar worksheet, bisa juga langsung memanggil data yang sudah ada atau hasil download dari alat ukur Total Station dengan langsung klik Menu-->Open-->pilih file yang ada di media penyimpan pada komputer

coba kita isikan sembarang angka pada worksheet seperti dalam gambar dibawah


kemudian kita simpan data tersebut dengan ekstensi .bln

Setelah itu tutup worksheet (ga ditutup juga ga papa), kita kembali ke Plot1, klik menu Grid-->Data
pilih atau cari file worksheet yang telah kita buat dan simpan tadi, setelah dipilih akan tampil seperti dibawah ini:


Gridding Method bisa kita pilih, namun untuk hasil kontur yang halus biasanya memakai metode Kriging, untuk Grid Line Geometri kita bisa ubah sesuai keperluan, Grid Report bisa kita centang untuk mengetahui hasil report dari Gridding setelah itu klik OK.

Setelah proses gridding, klik menu Map-->New-->3D Surface (bisa pilih yang lain sesuai keperluan), kemudian cari file hasil gridding tadi, file ini ber ekstensi .grd

menu pada Map untuk melihat hasil gridding
hasilnya seperti ini:


kita dapat menambahkan garis kontur dengan cara klik menu Map-->Add-->Contour Layer lalu pilih file yang telah kita buat dan kita gridding tadi


hasilnya akan terlihat seperti ini:





gimana, mudah kan?? selamat mencoba, mohon koreksi jika ada yang salah.

Wednesday 10 April 2013

DIKLAT DIGITAL MAPING PUSDIKLAT MINERBA BANDUNG



Ke Bandung lagi deh…cari neng-neng geulis yang cantik-cantik..hahahaha, yaaa… hampir tiap tahun aku ke Bandung untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan, tapi kalau tahun-tahun sebelumnya diklatnya di Pusdiklat Geologi Bandung di kawasan Cisitu Lama, nah tahun ini aku ditugaskan oleh instansiku untuk mengikuti diklat Digital Maping yang diselenggarakan oleh Pusdiklat Mineral dan Batubara (minerba) yang beralamat di Jalan Jenderal Sudirman No. 632 Bandung mulai tanggal 8 – 22 April 2013. Diklat Digital Maping ini diikuti oleh 24 peserta utusan dari pemerintah kabupaten/kota/propinsi di Indonesia.

Bapak Herman, Widyaiswara pada Diklat Digital Maping menunjukkan alat ukur Total Station (duh kamera hpku ikutan ngantuk, jadi redup gambarnya...ahahahaha)
Tujuan diadakannya diklat ini adalah agar para pegawai di daerah yang membidangi ESDM mengetahui dan bisa membuat peta digital, yaaaah minimal tahu cara pengoperasian peralatan yang digunakan untuk pemetaan, sehingga diharapkan dapat memperlancar tugas-tugas pegawai setelah kembali ke daerah masing-masing.
Peralatan yang digunakan dalam diklat ini antara lain Total Station Leica, GPS Geodetik Trimble dan peralatan pendukung seperti Komputer dan HT.

Penggunaan GPS Geodetik R6 adalah untuk mengetahui titik koordinat yang nantinya sebagai acuan membuat polygon dengan alat ukur Theodolit. Pada waktu mengambilan data menggunakan GPS ini sebaiknya di tempat yang tidak terhalang dengan sudut tangkap 150 derajat atau 15 derajat permukaan receiver GPS agar data dapat terekam dengan baik, apabila tempat tersebut terhalang gedung atau pepohonan data hasil recording GPS Geodetik ini tidak sempurna/putus-putus sehingga sesudah kita pindah data tersebut ke computer, hasil data yang tidak sempurna tadi tidak akan dihitung oleh software bawaan dari GPS Geodetik.

 
pengambilan koordinat menggunakan GPS lokasi di Cipatat Bandung Barat

Pengambilan koordinat diperlukan sebagai titik ikat pada pengukuran titik-titik menggunakan Total Station. Pada pengukuran koordinat di Cipatat Bandung Barat ini titik ikatnya di sekitar Situ Ciburui Bandung. Lama pengukuran sekitar 30 menit tiap-tiap kelompok mengukur 2 titik koordinat sehingga dari 4 kelompok diklat menghasilkan 8 titik koordinat GPS.
 
pengukuran menggunakan Total Station di Cipatat Bandung Barat
Selanjutnya dilakukan pengukuran menggunakan Total Station untuk membuat peta kontur dengan Base Station pada titik koordinat GPS yang telah diambil. Tiap-tiap kelompok mengukur titik poligon dan titik detail, semakin banyak titik yang diukur semakin bagus. Praktek Lapangan pada diklat Digital Maping ini dilaksanakan selama 4 hari.

Selanjutnya dilakukan downloading data dari Total Station ke Perangkat Komputer untuk diproses menjadi peta digital. Software yang digunakan dalam prosesing data menggunakan Surfer dan Mapinfo, dan setiap peserta diharuskan mampu membuat peta digital hasil dari praktek lapangan.

Para peserta diklat Digital Maping pada Praktek Lapangan

Untuk proses data menggunakan Surfer dan Mapinfo akan bahas pada posting berikutnya