Thursday 31 December 2015

Eksport Peta Kontur dari Surfer ke Mapinfo

Pada posting sebelumnya, saya pernah menerangkan cara membuat peta kontur di Surfer, nah sekarang kita akan mengeksport peta kontur yang telah kita buat di Surfer ke Mapinfo. Tetapi kali ini saya menggunakan data yang berbeda dari postingan sebelumnya. Data yang akan kita pakai adalah hasil survey di lapangan dengan peralatan sederhana, yaitu hanya menggunakan GPS Garmin. Namun untuk hasil yang akurat harus menggunakan alat survey menggunakan Total Station dan GPS Geodetik.
Ok lah, kita mulai....

data hasil survey lapangan menggunakan GPS Garmin
Gambar diatas adalah data koordinat (x dan y) dan data ketinggian (z). Data tersebut saya ketik di Microsoft Excell, kemudian dibuka di Surfer (pada posting sebelumnya sudah pernah dibahas). Setelah berhasil di buka di Surfer lalu lanjutkan dengan proses Gridding yang hasilnya seperti gambar dibawah ini.

gambar kontur hasil gridding
Nah... gambar kontur ini yang akan kita eksport ke mapinfo, mari kita lanjutkan prosesnya...

Harus diperhatikan bahwa salah satu kunci dari pemetaan adalah koordinat, dimana koordinat memiliki beberapa system proyeksi. Sementara didalam pembuatan peta tentunya akan terdapat banyak layer, dalam tiap layer tidak boleh berbeda sistem proyeksinya. Untuk itu, gambar kontur dari dari Surfer ini juga harus disetting terlebih dahulu sistem proyeksinya. Kali ini saya menggunakan sistem proyeksi UTM Zone 49, Southerm Hemmisphere (WGS84) karena peta yang akan kita buat nanti adalah di selatan garis katulistiwa, kalau di utara garis katulistiwa maka menggunakan Northerm Hemmisphere. 
Klik 2x gambar kontur yang telah kita buat, selanjutnya akan muncul properti manager seperti gambar dibawah

setiing sistem proyeksi
pilih koordinat system kemudian klik set, yang kemudian akan muncul Assign Coordinate System


Assign Coordinate System

pilih Predefined > Projected System > UTM > WGS84 >  WGS84 UTM Zone 49s , lalu klik OK
Setelah itu, pilih Map > eksport Contours seperti gambar dibawah.

eksport gambar kontur

kemudian akan muncul jendela explorer, pilih ekstensi *.shp, boleh yang 2D atau 3D.

ubah ekstensi menjadi shp
kemudian file name diisi (terserah kalian sih) yang penting kasih nama, nantinya akan di panggil di mapinfo. Pada latihan ini saya kasih nama dam3.shp. Setelah itu pilih save, arahkan file ke folder yang telah disiapkan.

Langkah selanjutnya buka aplikasi Mapinfo, pilih file  > Open > 

Jendela browser di Mapinfo untuk meilih file shp
pilih file yang telah kita buat di Surfer tadi yang berekstensi *.shp, tadi saya kasih nama dam3.shp, klik Open, dan akan terbuka jendela seperti dibawah ini.

file shp harus diubah menjadi tab


Karena file yang dapat beroperasi di Mapinfo berekstensi *.tab, maka file berekstensi *.shp tadi akan dirubah oleh mapinfo menjadi berekstensi *.tab, pada gambar diatas, nama file sebaiknya tidak usah dirubah biarkan sama dengan yang berestensi *.shp. lanjutkan dengan klik save.

Setting sistem proyeksi dan Linestyle

setelah itu akan muncul jendela Shapefile Information yang berisi system proyeksi dan line style, kita sesuaikan saja untuk sistem proyeksi pilih sesuai dengan sistem proyeksi yang di Surfer pas kita buat peta kontur tadi, sedangkan untuk LineStyle set sesuai selera kita. LineStyle ini merupakan garis-garis kontur yang nanti akan muncul di lembar mapinfo.

Kontur sudah dapat terbuka di mapinfo

Akhirnya gambar kontur yang dibuat di Surfer tadi sudah bisa dibuka di Mapinfo, sekarang kita tes, apakah posisi kontur tersebut sudah sesuai dengan yang kita harapkan.

Buka tab baru atau klik file > open ............. cari file *.tab peta dasar, saya pilih peta magelang, hasilnya sebagai berikut:

Kontur yang kita buat, kita overlay dengan peta dasar
Demikianlah... cara singkat eksport gambar kontur yang kita buat di Surfer tetapi di gunakan di Mapinfo, yaitu dengan cara di eksport ke file berekstensi *.shp.

Sekian.... dan selamat mencoba

Sunday 27 December 2015

Cara nge dip Kabel Heliax Menggunakan Dummyload



Waahh sudah lama sekali saya tidak posting di blog, maklum kerjaan kantor agak sibuk hingga ga sempat utak atik perangkat radio komunikasi. Kali ini saya dimintai tolong tetangga untuk nge dip kabel yang baru aja dibeli, panjangnya kurang lebih 25 meter , jenis kabel heliax berukuran 3/8, kira-kira segede RG 8 lah, merknya Henry. 

Pertama-tama saya cari velocity factornya, tanya mbah google... eh ga nemu, lah gimana ngitungnya?? Akhirnya saya pakai cara lain, yaitu jurus potong-potong angsa di kuali... eh.. potong memotong kabel hehehehe... ya.. banyak temen yang sudah mempraktekan jurus ini untuk DIP kabel, tapi saya belum pernah nyoba cara ini, karena ga telaten untuk potong kabel sedikit demi sedikit.

Sebenarnya dip untuk kabel yang akan dipergunakan untuk rngebrik masih jadi perdebatan para master ahli rakom, ada yang harus di dip tetapi ada juga yang tidak perlu di dip. Dari pengalaman saya ketika nge match atena harjo G9, saya pernah kesulitan untuk sampai pada titik matching (sender), tetapi setelah kabel saya dip ternyata bisa sender di pengukuran SWR.

Ok lah...tidak usah dibahas yang penting saat ini saya dimintai tolong tetangga untuk dip kabel. Pertama-tama yang harus disediakan untuk dip kabel dengan cara potong-memotong kabel (tidak dengan hitungan rumus) adalah dummyload (saya pakai bikinan sendiri bukan beli merk pabrik), kabel jumper 2 buah, konektor sambung, conektor cabang 3, SWR meter, radio rig plus PSA, tang potong, 1 gelas teh dan cemilan.


radio, SWR, dummyload dan kabel yang akan di dib sudah tersambung semua

Koneksikan radio ke SWR, pasang konecktor sambung ke SWR posisi di konektor antena, colokkan conektor cabang tiga ke konektor sambung, colokkan kabel yang mau di DIP dan Colokkan juga kabel jumper di konektor cabang tiga tersebut untuk penempatan dummyload. Ulur lurus kabel yang akan di DIP. Kemudian hidupkan radio pada frekwensi sesuai dimana kabel tersebut akan di DIP, misal di 140.940 Mhz, ini berarti antena akan di match pada frekwensi tersebut. 

posisi SWR sebelum dipotong
 
Coba di test dengan memencet PTT, ehh siapa tau udah sender..., kalau belum sender maka potong kabel yang di ujung, yang tidak dikasih konektor. Pemotongan kabel sebaiknya sedikit demi sedikit, jangan lebih dari 1 cm, takutnya nantinya malah posisi SWR kebablasen naik, nah kalai sudah seperti ini kabel akan terpotong panjang.


posisi SWR setelah kabel dipotong beberapa kali
Untuk dip kabel ini saya menggunakan power high, yaitu 65 watt, biar lebih mantap aja, soalnya saya sendiri juga kurang menguasai tentang teori-teorinya apakah sebaiknya menggunakan power low atau high. Posisi SWR pada gambar diatas setelah kabel dipotong beberapa kali, sampai pegel nih kaki bolak-balik ke ujung kabel yang panjangnya sekitar 25 meteran.

Posisi SWR sudah sender

Dan setelah kurang lebih 40 cm kabel terpotong, didapatlah posisi SWR sender, lega dan kaki pegelpun jadi ilang alias ga pegel lagi. Tetapi....ga terasa hari sudah gelap adzan magrib sudah terdengar,  ok sampai disini dulu postingan kali ini, mungkin ada rekan atau para master lebih berpengalaman, jangan di ejek ya...? maklum cuman briker kuper..., saya sholat maghrib dulu... nanti disambung lagi.